scribo ergo sum

Senin, 13 Februari 2012

Tak Sampai Dua Bulan

19:00 Posted by wiwien wintarto 2 comments

Inilah bukuku dengan proses tercepat—tak sampai dua bulan sejak ide dicetuskan hingga benar-benar dicetak dan beredar. Pertengahan Desember gagasan itu muncul. Sepuluh hari terakhir Desember 2011 dan sepuluh hari pertama Januari 2012 proses penulisan berjalan. Lalu 11 Februari peluncuran dan edar resmi tanggal 14 Februari.
Tapi di sini aku tak sendiri, melainkan bersama 13 nama beken lain di dunia per-teenlit-an Gramedia Pustaka Utama alias GPU. Mereka adalah Antonius Andrie, Christina Juzwar, Esi Lahur, Erlin Cahyadi, Irena Tjiunata, Janita Jaya, Lea Agustina Citra, Monica Petra, Nora Umres, Pricillia A.W, Sophie Maya, Teresa Bertha, dan Valleria Verawati.
Buku ini berawal dari grup Teenlit Author di Facebook yang dibentuk oleh Pricil, grup yang mewadahi para penulis novel teenlit GPU (hingga saat ini telah beranggotakan 52 pengarang). Kebetulan aku juga baru bergabung, setelah teenlit GPU pertamaku, The Unfunniest Comedy, terbit Agustus tahun lalu.
Dari ngobrol saling kenal di FB, akhirnya tercetus gagasan untuk membuat sebuah proyek kolaborasi berupa kumpulan cerpen. “Lowongan” pun dibuka, dan terkumpul 14 nama itu yang menyatakan diri tertarik bergabung. Ide awalnya adalah untuk membuat kumcer dengan tema beragam yang bukan merupakan spesialisasi tiap pengarang.
Misal Nora dan aku, yang biasanya bikin cerita komedi romantis, bikin cerita fantasi ala Flavia de Angela-nya Lea atau cerpen berbau kekoreaan. Gagasan itu belakangan diganti dengan ide lain yang lebih gurih, yaitu cerita cinta untuk terbitan hari Valentine 14 Februari. Setelah disepakati, ide ini disampaikan ke editor fiksi-teenlit GPU, Mbak Novera.
Olehnya, ide ini mendapat lampu hijau. Hanya saja, jika untuk terbit 14 Februari, tiga minggu sebelumnya naskah sudah harus naik cetak, yaitu sekitar tanggal 24 Januari. Dan untuk naik cetak pada tanggal itu, naskah sudah harus jadi full 100% rapi pada tanggal 10 Januari.
Maka kami 14 orang pun bergerak cepat. Aku memproklamirkan diri sendiri sebagai editor tamu tempat pengumpulan naskah. Deadline naskah kutetapkan tanggal 31 Desember, jadi kami hanya punya waktu menulis cerpen sekitar 10 hari. Ditambah 10 hari lagi untuk merapikan dan memoles semuanya serta ngumpulin biodata dan foto-foto, kupikir waktunya cukup leluasa.
Mulai tanggal 20-an Desember, 13 naskah berdatangan satu demi satu. Cerpenku sendiri, My Future Valentine, kutulis sambil liburan akhir tahun di rumah Gotri di Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan. Nulisnya cuman beberapa jam. Habis itu kutinggalkan, lalu baru kuedit dua hari kemudian.
Setelah 14 naskah cerpen terkumpul (yang paling akhir Nora!), proses selanjutnya relatif mudah, karena hanya tinggal mengumpulkan biodata dan foto terkini. Aku sempat bingung karena ndak punya foto. Sempat terpikir pake foto gambar kartun aneh itu, untung nggak jadi. Fotoku akhirnya disumbang Nora, yang dijepret oleh Mutiara Relung Sukma pas aku datang ke acara launching buku kumcer Nyanyian Penggali Kubur-nya Kang Putu pada bulan September di TBRS Semarang.
Tanggal 12 Januari, molor dua hari dari tenggat semula, naskah kukirim ke Mbak Vera. Tugasku sebagai editor tamu pun selesai. Dan sesudah itu semua berjalan mulus. Desain kaver dibuat oleh eMTe, lalu rencana launching dimatangkan, judul buku dipilih dari cerpen punya Vera (Bukan Cupid), and the rest is history.
Meski bertema Valentine dengan sampul warna pink, tema ke-14 cerpen sangat beragam dan universal, sehingga bisa dibaca oleh sodara-sodara yang menolak Valentine (dan menggantinya dengan Hari Menutup Aurat). Ada cerita fantasi dari Lea dan Pricil, kisah anak berkebutuhan khusus dari Iren, cerita tentang pesulap by Tata, keluarga yang seru dan harmonis ala keluarganya Sophie, tentang rasa syukur oleh Nora, dan ramalan masa depan di cerpenku.
So, untuk sebuah kado mungil tentang cinta, inilah buku yang cocok dikoleksi. Biasanya kita hanya dapat menikmati karya-karya dari penulis tunggal. Di sini, 14 orang berkumpul, sehingga cita rasanya pun bermacam-macam.
Dan beruntung buat yang Sabtu (11/2) kemaren sempat hadir di acara peluncurannya di Gramedia Matraman. Tak hanya bisa ketemu 14 penulis, juga bisa bersirobok dengan Boim Lebon yang jadi emsi. Dia sendiri besok tanggal 19 Februari akan meluncurkan novel SOTOY-nya di tempat yang sama. Kubilang di Twitter, biar adil, kami ber-14 harusnya jadi emsi di acara itu!
Yang jelas Bukan Cupid memberi penegasan bahwa bila kita semua telah satu visi dan satu tekad, yang namanya kebersamaan bisa membuat hal yang tak mungkin jadi mungkin. Bahkan tenggat yang sangat mepet pun bisa terlewati dengan baik tanpa kendala apapun. Dan melihat buku ini akhirnya bisa nampang di rak toko buku pun menjadi suatu kepuasan tersendiri yang sangat menyenangkan.
Bukan Cupid mulai beredar di toko-toko buku Gramedia seluruh Indonesia mulai Selasa 14 Februari 2012. Belilah dan rayakan cinta! J

2 komentar:

  1. Kezia Cya21.16

    boleh donk, bagi novelnya yg ini....

    BalasHapus
  2. Boleh. Tapi aku lagi kentekan, hehe...

    BalasHapus