
Semalem (5/2) aku nonton FTV berjudul Monik di acara Bioskop Indonesia Trans TV yang main saban Selasa dan Kamis mulai pukul 19.00 WIB. Dan lain dari pengalaman tempo hari saat iseng nonton Melati untuk Marvel, yang ini efeknya berkebalikan 180 derajat.
Monik berkisah soal pertemuan Dedi (Surya Saputra) dengan Monik (Angelica Faustina). Dedi adalah seorang pria dewasa berumur 30-an yang berada di ambang proses cerai dengan isterinya (diperankan Happy Salma). Soal apa yang bikin mereka cerai aku nggak tau wong nontonnya telat. Yang jelas si Isteri melarang Dedi ketemu ama Pipit, anak mereka.
Sedang Monik sendiri adalah seorang remaja lulusan SMA yang broken home dan nyaris bunuh diri. Ia diselamatkan oleh Dedi, meski lantas menderita amnesia. Sementara menjalani pemeriksaan medis, Monik diajak tinggal di rumah kost Dedi. Tentu awalnya bikin kaget Ibu Kost (Connie Suteja) lantaran keduanya tinggal sekamar, sebelum kemudian disuruh tidur di kamar lain.
Monik lantas kerja di kantor isteri Dedi, tanpa tahu identitas sesungguhnya wanita itu. Ia juga kenalan dan jadi cocok dengan Pipit. Pelan tapi pasti, ketika semua terkuak, Monik akhirnya bisa menyatukan kembali Dedi dengan keluarganya—sebuah pilihan yang sulit karena ia sebenarnya jatuh cinta pada Dedi.
FTV ini mengandung semua kelebihan yang nggak dipunyai karya sinema kontemporer Indonesia dari genre dan jenis apapun. Yang paling kentara kelihatan, ia punya nilai pesan yang penting dan layak dikedepankan, yaitu kemauan untuk mengorbankan ego demi kepentingan yang lebih besar: keluarga.
Kedua, nggak ada tokoh jahat yang nggak masuk akal. Bahkan nggak ada tokoh antagonis sama sekali. Bukannya semua lantas jadi baik bak malaikat, tapi tiap tokoh tampil dengan derajat kemanusiawiannya masing-masing. Punya kekurangan, tapi mau belajar dari itu untuk membantu orang lain. Akhirnya, semua jadi saling melengkapi.
Dedi mereparasi hidup Monik yang kacau, sedang Monik membantu menyatukan kembali Dedi dengan keluarganya. Ibu Kost yang tadinya galak sewaktu melihat Monik berpakaian sexy sekenanya pun pada akhirnya tergerak oleh naluri keibuannya untuk turut membantu dan menampung Monik di rumahnya yang di-kost-kan buat pria.
Dan yang ketiga, yang paling kusukai adalah, nggak ada adegan mBatin-monolog. Ternyata, jika dikasih skenario yang berkualitas, para aktor dan aktris sekelas Surya Saputra, Happy Salma, dan bahkan si newcomer Angelica Faustina pun mampu memainkan kapasitas akting, ekspresi roman muka, serta bahasa tubuh yang pas untuk menyampaikan informasi-informasi penting.
Aku paling suka adegan ending-nya, saat Monik menemui Dedi dan keluarganya yang tengah bercengkerama di taman untuk berpamitan karena akan pindah dari Jakarta ke Surabaya. Saat itu Monik tak bisa menahan diri lagi untuk nggak mengutarakan isi hatinya pada Dedi.
Banyak yang bisa kita lihat dari ekspresi wajah kaget-dan-merasa-bersalah-tapi-senang di wajah Surya. Juga roman muka Happy yang jelas cemburu dan sakit tapi nggak bisa berbuat apa-apa karena tahu betul ia berhutang budi pada Monik. Dan adegan itu makin kuat karena tokoh isteri Deddy pun tahu apa yang terjadi bukan dari mendengar omongan “I luv u”-nya Monik, melainkan dari tatapan mata dan bahasa tubuh Monik saat kemudian memeluk Dedi.
Yang lebih jenius, sebagai ending soundtrack dipasang lagu I Just Wanna Say I Love You-nya Potret. Dalam keadaan biasa, lagu ini bikin aku sebel banget karena dari awal sampai bubar liriknya ya cuman “I just wanna say I love you” tok. Tapi pada momen itu, membayangkan apa yang ada di dalam hati Monik dan juga Dedi, lirik yang diulang-ulang itu justru jadi luar biasa brilian karena merepresentasikan apa yang tak terucap.
Dalam sebuah kisah cinta yang tak mungkin bersatu seperti yang dipunyai Monik dan Dedi, memang tak ada hal lain yang lebih pas disampaikan kecuali hanya “I just wanna say I love you”. Titik.
Monik pun jadi sebuah karya sinetron yang komplet karena mencerahkan, mencerdaskan, lucu, sensual, menyentuh, dan mendidik karena nggak melulu berakhir dengan happy ending tapi lebih ke “sesuatu yang seharusnya terjadi”. Sayang banget aku nggak sempat baca siapa sutradara dan penulis skenarionya. Ada yang tahu?
FTV satu ini pun menjadi judul kesekian dari Bioskop Indonesia yang membuatku terkesan. Sudah sejak awal aku selalu nonton acara ini, karena sinetron-sinetron FTV-nya berkualitas dan nggak kacangan kayak bikinan SinemArt, MD, FrameRitz, Multivision, Indika, atau Starvision.
Sekali lagi Trans TV berhasil menyuguhkan sesuatu yang berharga. Dibanding sinetron lain, FTV di Bioskop Indonesia, seperti istilah Simon Cowell, “plays in the different league”. Kalau yang lain-lainnya cerdas, seharusnya barometer dan standar minimalnya udah ketemu. Tapi di channel sebelah, Chelsea Olivia dan Rachel Amanda masih saja sibuk membatin dan ngomong sendiri kayak orang sedeng!
Yang jelas ini bukti bahwa aku bukan orang yang sinis pada karya anak bangsa sendiri. Jika bertemu dengan karya yang berkualitas semacam ini, aku akan jadi orang pertama yang memberikan acungan jempol. Bukan sekadar acungan jempol biasa, tapi yang diberikan dengan bangga.
Masalahnya adalah, biasane rak ono sing gelem niru barang apik…
foto dari kapanlagi
ftv2 trans tv emang bagus2...ratingnya jg lumayan...
BalasHapusmasih heran sama sinemart dan md yg tetep digandrungi padahal isinya cm kayak gitu2 aja...
sinemart-anak kepisah sama orang tua kandungnya, isinya penyiksaan mulu
md-anak2 remaja pada kerja kantoran, jd suami istri...
surya: sinemart/md masih suka membatin dan ngomong sendiri
BalasHapusyg mo ambil crita sepatu wariornya Arie septadji sbg Ftv katanya juga Transtv, cuma kata Mas Arie,..tu penggarapan ftvnya masih antri sekitar 13-an garapan film dulu...
BalasHapusemang Trans tv klo bikin ftv lumayan serius dibanding yg lain..
minimal di dialog skenarioanya yg gak kayak dialog pasaran..
gw setuju abis....
BalasHapusfilm monik emang keren abizzzzz........
i luv u Angelica Faustina alias Monik...halah....
lusy: berarti aku harus baca sepatu warrior dulu sblm sinetrone tayang
BalasHapusidoet: angelica mengingatkanku pada temen lama pas kuliah dulu yg manggonnya di comal...
g tau napa, aku suka banget liat Angelica Faustina (cakep banget)
BalasHapussay yes to love
BalasHapusano: aku juga suka AF...
BalasHapusokas: kalo untukmu ya jelas "iyas-iyes" terus to ya...
thanks ya atas comment nya yang bagus2
BalasHapusi luv u too all guys
_Angelica Faustina_
anonymous: mosok ini angelica beneran? waspada hoax. tp nek bener, blog-ku arep ra takkumbah neh wong bar dikunjungi seleb!
BalasHapusmau tanya selain lagu I Just Wanna Say I Love U..lagu apalagi yaa yg ada d film ini???
BalasHapusada link buat nonton nya gak ? di youtube misalnya ?
BalasHapusbener banget....gara2 ftv ini,aku jadi respect sm happy salma. acting pas endingnya itu total,keliatan dari hati, dan terlihat jiwa seninya.
BalasHapusAyu: seingatku ya cuman lagu itu doang...
BalasHapuspuji: wah gak tau. belum nyoba nyari di youtube.
buardyan: me too. :)