scribo ergo sum

Rabu, 04 Juni 2008

Talk Show Penuh Kekerasan

13:03 Posted by wiwien wintarto 6 comments

Sesudah radio talk (bukan talk show) di Suara Sakti FM tanggal 22 dan 29 Mei 2008, promo FTV Hujan di Hati Stephie sesudahnya adalah talk show (nha, yang ini emang bener talk show!) di Cakra Semarang TV hari Sabtu tanggal 29 Mei. Talk show ngambil jatah acara Rileks yang dimulai pukul 13 dan dibawakan oleh Remy secara live.
Rileks sendiri aslinya kan acara request lagu lewat telepon. Pemirsa menelepon, minta lagu, dan lantas kirim-kirim salam buat temen atau pacar. Mereka nggak milih lagu sesukanya, tapi berdasarkan pilihan enam klip terpopuler yang diberikan produser. Nah, segmen talk show berada di antara pemutaran klip dan telepon pemirsa.

Yang ikut talk show adalah Ira Fisela, Bayu Combot, dan Kepsek SMK 11 Pak Joko Rakito. Sutradara Mas Handry TM juga nongol tapi nggak ikut ngobrol. Aku akhirnya ikut masuk dan Okta bertugas motret. Tapi seperti kejadian di Suara Sakti, anak itu belakangan disuruh duduk dan ngobrol juga. Tugas motretnya kelupaan sama sekali!
Maka peserta talk show pun ada lima orang. Duduk suk-sukan di tempat yang nggak terlalu luas. Topiknya ya seputar pembuatan FTV Hujan di Hati Stephie, kontribusi SMK 11 dan Majalah Gradasi, pengalaman seru para pemain, dan pesan moral di balik cerita karangan Nora Umres itu. Karena duduk berdesak-desakan (plus jahil), suatu kali Okta nyaris merubuhkan backdrop acara. Coba itu kejadian beneran, pasti akan jadi salah satu talk show terheboh yang ada dalam sejarah dunia pertelevisian!
Yang lucu adalah waktu aku menjawab pertanyaan Remy soal pesan moral cerita. Jawabanku adalah soal kepercayaan dalam hubungan (Lukas yang cemburuan ama Stephie), kalo pacaran harus saling percaya, jangan posesif, jangan cemburuan, jangan curiga mulu dan buntutnya malah mengekang plus membatasi yang bisa berefek buruk ke hubungan itu sendiri.
Entah karena merasa tersindir atau apa, Okta (yang kebetulan duduk persis di kananku), langsung mencubiti lenganku sadis sekali. Itu terjadi berkali-kali, tanpa rasa perikemanusiaan sedikitpun. Maka aku pun ngomong panjang lebar sambil menahan sakit. Kalau ada yang nonton, pas bagian itu sebenernya sedang terjadi tindak kekerasan terselubung dalam sebuah acara siaran langsung TV!
Sayangnya karena anak itu juga ikut diinterviu, urusan pemotretan pun terlupakan. Nggak ada yang teringat untuk ambil gambar, padahal berkali-kali ada break saat iklan. Jadi ya sama sekali nggak ada dokumentasi untuk event ini, dan aku pun nggak bisa masang foto suasana talk show-nya di sini.
Tapi lumayan lah bisa sesekali nampang di TV bergaya seolah-olah jadi sineas beneran—meski sambil menerima tindak kekerasan…

6 komentar:

  1. Anonim05.57

    lha... aku yo nonton kuwi mas... tapi ora nganti rampung trus lungo neng BLPT... :-P

    BalasHapus
  2. Aku ra nonton. Aku nonton yang kedua. Selamat ya, pada masuk tv. Kasihan tuh si Nora, udah repot-repot bikin cerita, gak pernah kesyut.

    BalasHapus
  3. kasihan juga tuh line produser, sutradara dan terutama penulis skenarionya. JaDI CAMEO sebentar, eh dipotong oleh editor karena hasilnya gak bagus he he he....

    BalasHapus
  4. aku sih gakpapa gak jadi nongol di pileme. penting wis ngebak2i acara promonya, 3 kl di radio, 2 kl di tv. hehe...

    BalasHapus
  5. Anonim11.56

    Apdeeeet! :D
    Gi sibuk opo, Dhimas?

    Salam buat Okta. Jenenge podho karo Mbakyu sepupuku, hehehe.

    BalasHapus
  6. hihi... ya mbak dew. update segera setelah wingi kesripahan pak bei :(
    ada banyak draft ning ra keangkat2..

    BalasHapus