Buatku, serial TV bukan hanya sekadar hiburan pelepas lelah atau pengisi waktu senggang. Lagian aku bukan tipe manusia kantoran yang kerja 9 to 5 selama lima hari seminggu dan kemudian duduk kecapekan di sofa sambil memencet-mencet remote TV mencari sesuatu yang bisa sejenak membuatku melupakan pekerjaan.
Nonton serial TV termasuk dalam bagian integral hidup dan pekerjaanku. Karenanya aku juga nggak bisa nonton sembarang serial TV tanpa seleksi dan klasifikasi. Harus yang bener-bener paling oke dan meninggalkan banyak jejak, baik kualitas produknya maupun pesan-pesan yang diberikannya.
Dan meskipun kini aku sudah nggak lagi nulis review film & TV di Edisi Minggu Suara Merdeka, aku tetap hobi riset serial TV di Wikipedia, IMDb, atau TV.com, sekadar untuk mengetahui pernak-pernik serial itu, biodata & trivia pemain serta kru, dan proses etos kerjanya yang bisa kutiru untuk pekerjaanku sendiri sebagai editor majalah dan novelis.
Disusun nggak berdasarkan popularitas atau kualitas atau grade yang kuberikan, ini dia my all-time favorit TV series sepanjang zaman:
Seinfeld
Menyatakan diri sebagai “the show about nothing”, serial buatan Jerry Seinfeld dan Larry David ini mengemuka justru karena kemasan dan tagline-nya yang nggak umum itu. Seinfeld bukan serial berat dengan permasalahan yang besar dan serius. Cerita-ceritanya berkembang dari aktivitas hidup sepele keseharian yang remeh-temeh, kayak kehilangan kunci, terganggu bunyi kresek-kresek jas dan celana, atau mempermasalahkan nomor yang dipasang di speed dial telepon.
Bahwa urusan-urusan remeh temeh bisa dijadikan sebuah serial yang dianggap salah satu yang terbaik sudah pasti adalah kehebatan penulis skenario, sutradara, dan para pemainnya.
CSI: Crime Scene Investigation
CSI hebat dalam soal detail. Skenario, camerawork, dan teknik animasinya bisa menghadirkan dengan rinci apa yang terjadi pada tubuh manusia yang tewas karena kasus pembunuhan dan kejahatan. Penonton jadi tambah pengetahuan. Selain itu, CSI memotivasi para lulusan SMA di Amerika untuk kuliah di jurusan kriminologi. Kapan ya serial sinetron kita bisa seperti ini?
Dawson’s Creek
Aku suka Dawson’s Creek karena serial ini memotret kehidupan remaja biasa di sebuah kota kecil biasa. Simpel. Realistis. Apa adanya. Ceritanya juga biasa-biasa saja dan menghindari elemen-elemen yang bombastis dan dramatis. DC sangat memengaruhiku dalam membuat novel teenlit yang juga sederhana, simpel, realistis, lucu, dan nggak bombastis/dramatis.
Desperate Housewives
Kelebihan Desperate Housewives adalah kandungannya yang sangat komplet. Resminya, serial ini ber-genre drama komedi, tapi di dalamnya ada juga misteri, kriminal, unsur soap opera, investigasi, sitcom, slapstick, dan melodrama yang mendayu-dayu. Ceritanya diulur-ulur kayak sinetron kita atau telenovela, tapi anehnya bisa terasa sangat elegan, keren, dan nggak membosankan. Sungguh patut ditiru oleh Serena Luna kalau mau bikin konflik yang nggak bikin pemirsa cerdas pengin muntah!
Si Doel Anak Sekolahan
Sampai sekarang, Si Doel Anak Sekolahan adalah “that’s how a sinetron should be made”. Karakterisasi, dialog, dan konflik yang dibangun sangat mudah dikenali karena bener-bener sangat nyata dan nggak dibuat-buat. Kita bisa gembira, sedih, tertawa, dan terharu saat menontonnya. A Grand Masterpiece dari seorang Rano Karno! Dia menjadi sutradara favoritku sejak itu—melewati Garin Nugroho dan apalagi “cuma” yang sekelas Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo, atau Nayato…
Friends
Mengapa orang nonton Friends? Jawabannya cuman satu: sexual tension. Daya tarik serial ini sebenernya hanya bertumpu pada urusan kisah cinta putus-nyambung antara Ross dan Rachel yang mampu digarap dengan brilian sepanjang satu dekade penayangannya. Selebihnya tak istimewa sama sekali. Lelucon-leluconnya juga biasa-biasa aja dan nggak selucu Cheers, Seinfeld, atau Two and a Half Men.
Star Trek: Voyager
Star Trek: Voyager adalah favoritku dari semua serial “waralaba” Star Trek karangan Gene Roddenberry. Pertama, hero-nya adalah seorang kapten wanita. Dan kedua, aku sangat terkesan pada ending episode pilotnya. USS Voyager kesasar ke Kuadran Delta, dan saat mereka hendak balik ke Kuadran Alpha, para awaknya menyadari bahwa perjalanan dengan kecepatan warp-pun akan tetap memakan waktu 75 tahun. Wow!
Losmen
Simple is beautiful. Losmen adalah contoh kesederhanaan yang teramat sangat indah. Set-nya sepenuhnya indoor. Dan sepanjang 60 menit durasinya (TVRI nggak nayangin iklan, you know!) lokasinya nggak pernah ganti: Losmen Srikandi. Namun dengan semua kesederhanaan dan keterbatasan itu, hingga kini kita masih terus terkenang pada Bu Broto, Pak Broto, Pak Atmo, Mbak Sri, Tarjo, Dik Partono…
Ugly Betty
Aku eneg saat dulu Betty La Fea tayang di TPI. Tapi saat Salma Hayek dan Silvio Horta menyadurnya jadi Ugly Betty ke televisi Amerika, aku jadi ganti tersepona. Lucu, indah, mengharukan, hillarious, misterius, hidup, mengasyikkan. Betty versi America Ferrera adalah Betty yang real dan luar biasa menawan karena keserbaapaadaannya. Nggak heran America berkali-kali menang Golden Globe.
Friends
Friends lagi? Yang ini adalah Friends buatan Korea (Selatan) & Jepang yang dikarang Hwang Sun-young dan Yoshikazu Okada. Serial ini ditayangkan saat kedua negara itu menyelenggarakan Piala Dunia 2002. Kisah cinta Tomoko dan Ji-hoon sangat indah karena sederhana, realistis, dan nggak bombastis serta nggak dramatis. Aku juga sangat suka theme song-nya, One yang dinyanyikan Lee So-jung. Betewe, sekarang ada di mana ya si Lee So-jung ini? Suaranya sangat sexy…
Note: Kalo mo komen, silakan pasang your Top 10 All-Time Fave TV Series masing-masing. Lanjoouutt…!! (tiru2 milist Loenpia!)
Nonton serial TV termasuk dalam bagian integral hidup dan pekerjaanku. Karenanya aku juga nggak bisa nonton sembarang serial TV tanpa seleksi dan klasifikasi. Harus yang bener-bener paling oke dan meninggalkan banyak jejak, baik kualitas produknya maupun pesan-pesan yang diberikannya.
Dan meskipun kini aku sudah nggak lagi nulis review film & TV di Edisi Minggu Suara Merdeka, aku tetap hobi riset serial TV di Wikipedia, IMDb, atau TV.com, sekadar untuk mengetahui pernak-pernik serial itu, biodata & trivia pemain serta kru, dan proses etos kerjanya yang bisa kutiru untuk pekerjaanku sendiri sebagai editor majalah dan novelis.
Disusun nggak berdasarkan popularitas atau kualitas atau grade yang kuberikan, ini dia my all-time favorit TV series sepanjang zaman:
Seinfeld
Menyatakan diri sebagai “the show about nothing”, serial buatan Jerry Seinfeld dan Larry David ini mengemuka justru karena kemasan dan tagline-nya yang nggak umum itu. Seinfeld bukan serial berat dengan permasalahan yang besar dan serius. Cerita-ceritanya berkembang dari aktivitas hidup sepele keseharian yang remeh-temeh, kayak kehilangan kunci, terganggu bunyi kresek-kresek jas dan celana, atau mempermasalahkan nomor yang dipasang di speed dial telepon.
Bahwa urusan-urusan remeh temeh bisa dijadikan sebuah serial yang dianggap salah satu yang terbaik sudah pasti adalah kehebatan penulis skenario, sutradara, dan para pemainnya.
CSI: Crime Scene Investigation
CSI hebat dalam soal detail. Skenario, camerawork, dan teknik animasinya bisa menghadirkan dengan rinci apa yang terjadi pada tubuh manusia yang tewas karena kasus pembunuhan dan kejahatan. Penonton jadi tambah pengetahuan. Selain itu, CSI memotivasi para lulusan SMA di Amerika untuk kuliah di jurusan kriminologi. Kapan ya serial sinetron kita bisa seperti ini?
Dawson’s Creek
Aku suka Dawson’s Creek karena serial ini memotret kehidupan remaja biasa di sebuah kota kecil biasa. Simpel. Realistis. Apa adanya. Ceritanya juga biasa-biasa saja dan menghindari elemen-elemen yang bombastis dan dramatis. DC sangat memengaruhiku dalam membuat novel teenlit yang juga sederhana, simpel, realistis, lucu, dan nggak bombastis/dramatis.
Desperate Housewives
Kelebihan Desperate Housewives adalah kandungannya yang sangat komplet. Resminya, serial ini ber-genre drama komedi, tapi di dalamnya ada juga misteri, kriminal, unsur soap opera, investigasi, sitcom, slapstick, dan melodrama yang mendayu-dayu. Ceritanya diulur-ulur kayak sinetron kita atau telenovela, tapi anehnya bisa terasa sangat elegan, keren, dan nggak membosankan. Sungguh patut ditiru oleh Serena Luna kalau mau bikin konflik yang nggak bikin pemirsa cerdas pengin muntah!
Si Doel Anak Sekolahan
Sampai sekarang, Si Doel Anak Sekolahan adalah “that’s how a sinetron should be made”. Karakterisasi, dialog, dan konflik yang dibangun sangat mudah dikenali karena bener-bener sangat nyata dan nggak dibuat-buat. Kita bisa gembira, sedih, tertawa, dan terharu saat menontonnya. A Grand Masterpiece dari seorang Rano Karno! Dia menjadi sutradara favoritku sejak itu—melewati Garin Nugroho dan apalagi “cuma” yang sekelas Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo, atau Nayato…
Friends
Mengapa orang nonton Friends? Jawabannya cuman satu: sexual tension. Daya tarik serial ini sebenernya hanya bertumpu pada urusan kisah cinta putus-nyambung antara Ross dan Rachel yang mampu digarap dengan brilian sepanjang satu dekade penayangannya. Selebihnya tak istimewa sama sekali. Lelucon-leluconnya juga biasa-biasa aja dan nggak selucu Cheers, Seinfeld, atau Two and a Half Men.
Star Trek: Voyager
Star Trek: Voyager adalah favoritku dari semua serial “waralaba” Star Trek karangan Gene Roddenberry. Pertama, hero-nya adalah seorang kapten wanita. Dan kedua, aku sangat terkesan pada ending episode pilotnya. USS Voyager kesasar ke Kuadran Delta, dan saat mereka hendak balik ke Kuadran Alpha, para awaknya menyadari bahwa perjalanan dengan kecepatan warp-pun akan tetap memakan waktu 75 tahun. Wow!
Losmen
Simple is beautiful. Losmen adalah contoh kesederhanaan yang teramat sangat indah. Set-nya sepenuhnya indoor. Dan sepanjang 60 menit durasinya (TVRI nggak nayangin iklan, you know!) lokasinya nggak pernah ganti: Losmen Srikandi. Namun dengan semua kesederhanaan dan keterbatasan itu, hingga kini kita masih terus terkenang pada Bu Broto, Pak Broto, Pak Atmo, Mbak Sri, Tarjo, Dik Partono…
Ugly Betty
Aku eneg saat dulu Betty La Fea tayang di TPI. Tapi saat Salma Hayek dan Silvio Horta menyadurnya jadi Ugly Betty ke televisi Amerika, aku jadi ganti tersepona. Lucu, indah, mengharukan, hillarious, misterius, hidup, mengasyikkan. Betty versi America Ferrera adalah Betty yang real dan luar biasa menawan karena keserbaapaadaannya. Nggak heran America berkali-kali menang Golden Globe.
Friends
Friends lagi? Yang ini adalah Friends buatan Korea (Selatan) & Jepang yang dikarang Hwang Sun-young dan Yoshikazu Okada. Serial ini ditayangkan saat kedua negara itu menyelenggarakan Piala Dunia 2002. Kisah cinta Tomoko dan Ji-hoon sangat indah karena sederhana, realistis, dan nggak bombastis serta nggak dramatis. Aku juga sangat suka theme song-nya, One yang dinyanyikan Lee So-jung. Betewe, sekarang ada di mana ya si Lee So-jung ini? Suaranya sangat sexy…
Note: Kalo mo komen, silakan pasang your Top 10 All-Time Fave TV Series masing-masing. Lanjoouutt…!! (tiru2 milist Loenpia!)
kalau saya:
BalasHapus1. the cosby show
2. friends juga (jatuh cinta sama phoebe ;p )
3. everybody loves raymond
4. 3rd rock from the sun
5. all that 70's show
6. x-files
7. Ohara (yg maen almarhum pat morita)
8. The condor heroes, the return of the condor heroes, to liong to
9.Heroes
10. smallville
dulu jaman tvri berjaya banyak tuh serial favorit.. remington steele, kungfu the legend continues, sledge hammer, hollywood beat, friday the 13th,street hawk, the highway men,full house, a little house on the prairie, highway to heaven, little missy.. hehehe
Comment ya...
BalasHapus1. Lima Sekawan dulu pernah ada di TVRI.
2. Little House on The Prairie.
3. Serumpun Bambu
4. Friday the 13th
5. Friends
4. Ugly Betty
5. Desperate Housewives
6. Prison Break
7. CSI
8. Bajai Bajuri
9. Tokyo Love Story (jamn Indosiar masih jaya)thn 1991..gw masih ingat ma Rika Agana, Kanchi ma Satomi...
10. Under one Roof---product Japan juga