scribo ergo sum

Selasa, 04 Desember 2007

Askewniverse Vs Wienniverse

14:04 Posted by wiwien wintarto 5 comments

Ini adalah Kevin Smith. Kita terakhir kali melihatnya main jadi Freddie alias Warlock, jagoan hacking komputer di film Live Free or Die Hard, atau yang di Indonesia beredar dengan judul Die Hard 4.0. Kevin Smith adalah sutradara favoritku, bukannya Steven Spielberg, Francis Ford Coppola, Martin Scorsese, atau Oliver Stone. Ya, meski kerap main jadi cameo (muncul sekelebatan) atau ambil peran kecil kayak dalam Die Hard 4.0, Smith aslinya adalah seorang sutradara papan atas Hollywood yang udah punya reputasi top.
Pertama kali aku nonton film besutannya adalah Chasing Amy (1997) pada sekitar empat tahunan lalu. Waktu itu aku pinjem VCD-nya dari Lestat VCD Rental di Kaligarang, Semarang. Chasing Amy adalah sebuah film komedi romantis biasa. Berkisah tentang seorang komikus bernama Holden McNeil (Ben Affleck) yang jatuh cinta pada Alyssa Jones (Joey Lauren Adams) yang lesbian.

Habis itu aku nonton Jay and Silent Bob Strikes Back (2001) sekitar tahun 2005. Kali ini pinjem dari Video Ezy di Tlogosari. Baru setelah itu aku ngeh pada Kevin Smith. Gara-garanya adalah karena tokoh-tokoh di Chasing Amy bermunculan kembali di JSBSB, terutama dua karakter aneh Jay (Jason Mewes) dan Silent Bob (diperankan sendiri oleh Smith) serta Dante Hicks (Brian O’Halloran) dan Randall Graves (Jeff Anderson). Holden dan Alyssa juga hadir sebagai cameo di ending JSBSB.
Ketertarikan itu membuatku menggali info dari internet soal Kevin Smith. Dan yang kutemukan bener-bener amat menarik. Smith memulai karier sebagai sutradara tahun 1994, saat ia masih berumur 24 tahun. Ketika itu, ia membuat sebuah film indie berjudul Clerks yang sukses baik di festival maupun secara komersial (satu hal yang belum pernah bisa dilakukan sineas-sineas sini).
Clerks berkisah soal Dante dan Randall yang mengelola sebuah toko kelontong di New Jersey bernama Quick Stop. Film itu dibesut dengan warna hitam-putih bukan karena gegayaan kayak Spielberg dalam Schindler’s List, tapi karena Smith emang nggak punya duit untuk bikin yang full color. Dana untuk membuat Clerks hanya $ 27.575 (sekitar Rp 265 juta; kecil miskin untuk ukuran mainstream Hollywood!) yang dikumpulin Smith dari menjual koleksi komiknya, ngutang dari delapan kartu kredit yang masing-masing berlimit $ 2.000 (Rp 19 juta), dan uang asuransi mobilnya yang hilang pas ada banjir!
Setelah menang di Cannes, Deauville, dan Sundance, hak edar Clerks dibeli Miramax Films. Dan yang mengejutkan, film B&W itu mampu meraup keuntungan sampai $ 3,2 juta (Rp 30,4 miliar) atau 116 kali lipat biaya produksinya. Smith pun menjadi terkenal dan kaya raya mendadak, sehingga kemudian ia bisa lebih leluasa membuat film-film berikutnya sesuai kehendak kreativitasnya sendiri (karena ia juga menulis skenario dan menjadi produser lewat PH-nya, View Askew Productions).
Berturut-turut ia kemudian merilis Mallrats (1995), Chasing Amy (1997), Dogma (1999), Jay and Silent Bob Strikes Back (2001), Jersey Girl (2004), dan Clerks II (2006). Dua filmnya yang akan beredar tahun depan adalah Zack and Mirri Make a Porno dan Red State. Apa yang paling unik dalam film-filmnya itu (kecuali Jersey Girl) adalah bahwa karakter-karakter dan plot cerita di dalamnya saling berkaitan satu sama lain. Satu karakter menjadi tokoh utama di satu film dan berikutnya cuman jadi peran pendukung di film lain.
Dante dan Randall jadi tokoh utama dalam Clerks dan Clerks II dan terus muncul di semua judul. Jay dan Silent Bob terlihat terus hang out di depan toko yang dijaga Dante dan Randall di semua judul dan baru berkesempatan jadi peran utama di JSBSB. Selain itu aneka macam aktris dan aktor yang merupakan sahabat dekat Smith terus bermunculan di semua judul itu. Mereka adalah Ben Affleck, Matt Damon, Jason Lee, Joey Lauren Adams, Jason Mewes, Brian O’Halloran, dan Jeff Anderson.
Mereka biasanya memainkan tokoh yang sama, tapi bisa juga muncul memerankan tokoh berbeda-beda. Dalam JSBSB, Ben Affleck bahkan bermain jadi dua tokoh sekaligus, yaitu Holden si komikus dan Bartleby. Sedang dalam Clerks II yang baru saja kutonton beberapa hari lalu, eks cowoknya J-Lo ini muncul jadi figuran sebagai salah seorang customer gerai fast food Mooby’s tempat Dante dan Randall bekerja. Yang lucu, Jason Lee bermain selintas sebagai Lance Dods dengan tampang dan rupa dandanan yang sama dengan perannya sebagai Earl Hickey dalam serial My Name is Earl.
Tokoh-tokoh dan cerita yang saling overlap dalam film-film Smith itu kemudian membentuk suatu semesta fiktif yang disebut The View Askewniverse. Inilah yang membuatku ngefans pada Smith, selain karena film-filmnya yang lucu dengan dialog-dialog yang eksplisit (kalau bahasa Jawa-nya saru!).
Asli, film-film Smith teramat sangat saru. Saat membicarakan seks, tokoh-tokohnya menyebut semua hal dan semua perangkat badan manusia dengan sangat blak-blakan. Tapi karena dikemas dalam nuansa sitcom yang cerdas, kesaruan itu jadi nggak terasa vulgar dan menjijikkan (mungkin kalo yang nonton ustad atau anak ponpes bakalan iya!), melainkan jadi teramat sangat lucu.
View Askewniverse kemudian menginspirasiku untuk melakukan hal yang sama terhadap novel-novelku. Kalau ada yang baca semua novelku sejak Kok Jadi Gini? (2005) sampai Say No to Love (2007), pasti bakal menemukan fakta bahwa tokoh-tokohnya (baru tokoh tok, belum sampai pada cerita) saling overlap dari satu novel ke novel lain. Semua berlangsung di semesta fiktif yang sama (yang belum kukasih nama; Wienniverse barangkali? Hehe…).
Tokoh utama Kok Jadi Gini? adalah Adi, yang bekerja di Tabloid Sport Liga. Kemudian tokoh utama dalam Waiting 4 Tomorrow (2005) adalah Bella dan Emma. Adi muncul jadi cameo bareng Wira, wartawan Tabloid Remaja Abege, dalam The Rain Within (2005). Rain, tokoh utama The Rain Within, gantian muncul jadi cameo dalam Rendezvous at 8 (2006). Sebaliknya, band Rendezvous at 8 yang jadi cameo di The Rain Within gantian jadi tokoh utama dalam Rendezvous at 8.
Dalam Rendezvous at 8 muncul dua tokoh cameo yaitu Dini dan Maya. Keduanya adalah murid SMA 25 Semarang yang magang jadi reporter di Tabloid Abege. Mereka kemudian jadi tokoh-tokoh utama dalam Dunia Dini (2007). Satu tokoh utama lagi dari Dunia Dini adalah si editor cerpen Anita. Nah, Anita ini kemudian jadi cameo dalam Say No to Love.
Kaitan antartokoh dalam Wienniverse adalah seperti berikut ini. Adi wartawan Liga adalah kawan akrab Wira wartawan Abege. Wira adalah pacar Vida si vokalis Rendezvous at 8. Vida adalah kawan sekolah Bella dan Emma dan juga Rain si miliuner pemilik Taurus Corp. Mereka sama-sama sekolah di SMA Lazuardi.
Ayah Bella, Pak Pradigdo, adalah pemilik DeltaMed Publishing, penerbit Tabloid Liga dan Tabloid Abege. Salah satu anak perusahaan DeltaMed adalah Radio Ozone, tempat Rain kerja magang sebagai staf marketing. DeltaMed sendiri adalah salah satu subsidiary dari Taurus Corp milik Rain. Pesaing DeltaMed adalah Helman Communications milik Rijanto Helman dan dipimpin oleh Wisnu Megantoro (dalam Say No to Love) yang menjalankan koran Harian Semarang, Majalah Berita Genta, dan Radio DAMFM.
Sebenernya, ide untuk menciptakan Wienniverse baru muncul saat aku menulis The Rain Within. Aku menulis itu bertepatan dengan saat aku nonton JSBSB. Sebelumnya, tokoh-tokoh dan cerita dalam Kok Jadi Gini? dan Waiting 4 Tomorrow saling nggak berkaitan sama sekali, dan baru aku hubungkan dalam The Rain Within. Kevin Smith dan JSBSB bahkan kumunculkan dalam The Rain Within sebagai sutradara dan film favorit Rain.
Kini aku makin merasa nyaman untuk terus menuliskan cerita-cerita yang tetap berada di dalam Wienniverse. Novel-novelku ke depan (insya Allah kalau masih ada) masih tetap akan ada di semesta yang sama, dan mungkin membawa kembali nama-nama yang sudah pernah muncul seperti Adi, Wira, Roman, Bona, Vida, Erland, Bella, Emma, Dini, Maya, Rio, Anita, Wisnu, Dewi, atau Reva.
Dan untuk itu, penghargaan setinggi-tingginya kutujukan buat Kevin Smith, Dante, Silent Bob, Jay, Randall, Holden, Alyssa, dan semua teman mereka karena dari Askewniverselah Wienniverse bisa hadir. Dan gagasan untuk saling overlap ini suka overacting karena aku kadang punya ide untuk mempertemukan tokoh-tokoh Wienniverse dengan karakter-karakter ciptaan penulis lain seperti Raka dan Bila dari serial Jins Belel-nya Anita, Uki dan Nugi punya Nora Umres, atau Zona dan Nora karangan Dewie Sekar.
Kira-kira mungkin nggak ya? Aku kok juga belum pernah melontarkan ide ini ke mereka. Kalau bisa pasti seru jadinya, hihi…

5 komentar:

  1. wela,,enak ik isa nyeleh di rental, dua rental deket rumahku dah tutup ik, gara2 razia keparat itu,,huhuhuhuhu

    BalasHapus
  2. skrg aku gak pernah ngrental lagi kok. selain ada astro, mending langsung beli dvd bajakannya di mthr simpang 5, tentu saja kalo tokonya pas nggak kena razia keparat, hehe...

    BalasHapus
  3. usul di paragraf terakhir kelihatannya menarik untuk di wujudkan...

    onlysenja.ngeblog.net

    BalasHapus
  4. Sama kayak Nja, kekekeke...
    Dirimu memang kreatip-tip-tip... :D
    Ayo... kapan niy?

    BalasHapus
  5. pokoknya Kevin Smith dan Quentine Tarantino terbaik..
    cinta sama semua filmnya ..
    makasih infonya gan, ditunggu kunbalnya

    BalasHapus