scribo ergo sum

Jumat, 30 November 2007

Kebiadaban Hewan Primata

09:46 Posted by wiwien wintarto 5 comments

Sebaik apapun seseorang, pasti di dalam sifat naluriahnya sebagai Homo sapiens tersembunyi kemauan dan kemampuan untuk melakukan kebiadaban. Di dunia nyata kita harus menahannya karena ada undang-undang dan norma keagamaan. Tapi di dunia game kita berkesempatan melakukannya dan mengetahui sendiri sejauh apa kita bisa melakukan kebiadaban.
Ingin melindas para pejalan kaki di trotoar sampai mati dengan bus kota? Ingin menabrak pengendara motor dengan truk trailer sampai mencelat dan tewas? Ingin menembak kepala orang tak berdosa dengan senapan mesin sampai itu kepala hilang dan darahnya muncrat-muncrat dari leher? Kita berpeluang melakukan semuanya dalam game Grand Theft Auto: Vice City.

Dalam game ini, kita berperan sebagai seorang penjahat yang bernama Tommy Vercetti. Dia merupakan pendatang baru di kota fiktif Vice City dan harus melakukan aneka macam pekerjaan kotor dari para bos gangster untuk mencari penghasilan. Kelak, jika pekerjaan-pekerjaannya berlangsung mulus, kekayaannya akan bertambah sehingga dia juga akan menjelma menjadi bos gangster seperti mereka juga.
Karena merupakan bandit, misi-misi yang harus kita lakukan sebagai Tommy pun kejem-kejem juga. Kita harus merusak mobil para juri sidang pengadilan agar mereka ketakutan. Kita harus membunuh isteri salah seorang bos gangster pesaing. Dalam misi lain, kita diharuskan menghabisi seorang penjahat dengan gergaji mesin!
Alur kehidupan seorang preman tergambar jelas dalam GTAVC. Bagaimana dia memulai “karier”-nya dari hanya sekadar menjadi seorang kroco tukang pukul dan pembunuh bayaran sampai akhirnya dia menjadi gembong mafia yang punya banyak begedabeg alias bodyguard plus memiliki aneka macam bisnis baik yang ilegal maupun yang legal untuk menyokong kerajaan mafianya.
Game ini dan seluruh rangkaian serial GTA memang unik. Kalau dalam game lain kita berperan sebagai lakon alias tokoh protagonis yang harus memberantas kejahatan, justru di sini kita menjadi penjahatnya, dan harus bertarung melawan polisi, agen FBI, tim SWAT, dan bahkan tentara yang bersenjatakan tank.
Keunikannya yang lain berada dalam atmosfer keluasan, keleluasaan, dan kebebasannya yang amat menakjubkan. Bila dalam game lain kita semata-mata hanya nurut pada skenario cerita dan misi demi misi, dalam GTA kita bisa bebas berinteraksi dengan seluruh elemen dunia di dalamnya saat nggak sedang dalam misi atau ketika sedang suntuk dari aneka macam pekerjaan, job, dan orderan.
Kita bisa bebas berkendara menjelajahi seluruh sudut Vice City yang terbagi atas beberapa “kecamatan”, seperti Ocean View, Washington Beach, Vice Point, Little Havana, atau Downtown. Kita bisa naik semua kendaraan yang ada di situ, mulai sedan Inferno yang mewah, mobil-mobil kuno, sepeda motor, truk tronton, hingga bus kota, ambulans, taksi, dan bahkan truk pemadam kebakaran.
Cara naiknya pun beragam. Bisa ambil sesukanya pada kendaraan-kendaraan yang terparkir atau merampas mobil-mobil yang tengah lewat di jalan dari pemiliknya yang sah. Ingin merampas mobil patroli polisi? Silakan! Dan kalau beruntung, kita bisa juga menemukan helikopter dan mengendarainya berkeliling kota untuk melakukan sightseeing dari udara.
Dan karena ini adalah game, kita pun bebas melakukan apa saja dengan semua kendaraan itu. Bebas menabrak, bebas melindas, dan bebas pula menghantamkan mobil kita sesukanya ke mobil-mobil lain yang melintas di jalan raya. Pas kita sebal terjebak macet, rasanya pasti pengin melakukan semua tindak kekerasan itu untuk melepaskan diri. Kalau di dunia nyata jelas nggak mungkin. Nanti pasti ditangkap polisi. Tapi di GTA hal itu boleh dikerjakan. Ntar pasti dikejar polisi juga, tapi di sini kita boleh juga menembaki polisi!
Atmosfer kebebasan itulah yang kemudian memungkinkan kita untuk melakukan apa saja, kayak melindas dan membunuh para pejalan kaki itu tadi. Dan ini menjadi selingan yang menarik saat kita bosan melakukan aneka misi dan pekerjaan. Dari elemen inilah kita biasanya akan terkejut mengetahui kekejaman macam apa saja yang mungkin kita lakukan seandainya memang situasi membolehkannya.
Ada satu unsur lagi yang juga bisa memecahkan kebosanan, yaitu vehicle mission. Intinya, ada beberapa jenis kendaraan yang memungkinkan kita untuk melakukan misi-misi khusus dengan kendaraan itu. Misalnya kalau pas naik taksi, kita bisa mengaktifkan fungsi cab driver sehingga kita menjadi sopir taksi yang bertugas mengantar penumpang ke seluruh sudut Vice City. Penumpang yang selesai kita antar tentu bayar, sehingga ini bisa jadi salah satu cara termudah untuk nyari duit.
Kendaraan-kendaraan lain yang menyediakan vehicle mission adalah ambulans paramedik, sedan polisi, truk pemadam kebakaran, bus kota, dan skuter pizza delivery. Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer atau konsol untuk berkeliling kota menyediakan jasa layanan kepada publik dengan kendaraan-kendaraan itu.
Dan mengasyikkan sekali berjalan-jalan menjelajahi seluruh sudut Vice City, karena berasa kayak tengah ada di suatu kota sungguhan. Kalau sudah cukup lama memainkannya, lama-lama kita akan hapal dengan semua ruas jalan, perempatan, pertigaan, lampu bangjo, U-turn, dan macam-macam lagi. Elemen ini lantas diikuti oleh game balap Need For Speed: Underground 2 tempat kita juga bisa bebas berkelana keliling kota untuk mencari misi-misi balapan. Bedanya, dalam NFSU2, kotanya bernama Bayview.
GTA sendiri adalah salah satu game terlaris sepanjang masa. Serialnya sudah dimulai sejak sebelum era game 3D dimulai. Pertama kali aku memainkan GTA 3 dan kemudian GTAVC ini. Sesudahnya ada lagi Grand Theft Auto: San Andreas dan lantas paling akhir disusul dengan kemunculan Grand Theft Auto IV pada bulan Oktober lalu. Sekarang setelah aku punya komputer yang powerful, kedua judul itu masuk dalam rencana hidup masa depanku, selain FIFA 08, Championship Manager 2008, The Sims 2, dan any bishuojo games!
Satu hal yang mengejutkanku dari GTA adalah bahwa unsur paling menghibur dari game ini bukanlah ketika satu misi selesai dan kita dapat reward, melainkan saat kita melakukan tindak kekerasan pada orang lain. Maka sambil mengejar orang-orang dengan gergaji mesin, menembak kepala ibu-ibu yang belanja di mal pakai sniper rifle, atau menggilas pedestrian pakai truk trailer, aku jadi sadar sepenuh-penuhnya bahwa aku bisa saja hapal luar kepala Alquran 30 juz tapi deep down inside aku ini tetap saja hewan primata…

5 komentar:

  1. Lho Mas Wiwin main GTA.... wih sadis ki mas.. podo karo the Crime

    BalasHapus
  2. oya? the crime yg kayak apa ya? aku malah rung tau weruh...

    BalasHapus
  3. Abis ngelucu2 kok jadi sadis gini siy? :p
    Ah, tapi memang ada sisi hewani dalam diri kita kok.
    Yang bisa njebol tembok kalo perlu... kalo kepepet....

    BalasHapus
  4. jangan kuatir. sadisnya pun tetep lucu...

    BalasHapus
  5. Anonim12.47

    yups, GTA is and always be one of my favorite game. soalnya misinya itu loh.. sadis.. mungkin dah naluri primata ya

    BalasHapus