scribo ergo sum

Sabtu, 04 Agustus 2007

Akhir Sebuah Penantian

12:36 Posted by wiwien wintarto 6 comments

Bukan. Ini bukan soal soulmate, tapi film serial buatan Amerika. Beberapa waktu lalu, pas masih boleh nulis di Suara Merdeka, aku pernah bikin artikel tentang “boikot” stasiun-stasiun TV (swasta) kita terhadap film-film seri AS. Gara-gara terlalu getol menayangkan sinetron-sinetron (tanpa guna), sejak TVRI hingga Lativi jadi cuek bebek terhadap serial-serial produk Hollywood.
Kalaupun ada, paling hanya beberapa biji tok. Farscape di TVRI, Caitlin’s Way di Global TV, atau Commander in Chief di Metro TV. Itupun sama sekali nggak high profile. Banyak orang nggak ngeh kalo channel-channel itu memutar judul-judul serial bersangkutan. Dan yang diputer pun rata-rata barang “rongsokan”, alias produksi masa lalu nggak jelas, bukan judul-judul berkualitas yang kini tengah booming di seantero dunia.

Dan yang lebih mengherankan, ada satu kanal yang memutar satu judul serial sukses yang kayaknya di sini lumayan digemari. Tapi entah kenapa setelah satu season, serial itu berhenti nggak jelas dan bikin para penggemarnya bingung. Serial sukses itu judulnya 24, dan stasiun TV yang aneh itu bernama SCTV. Padahal 24 masih terus disukai setelah kini di negaranya sana masuk season kelima.
Kini masa-masa sepi itu akan segera berakhir. Entah karena kebetulan baca artikelku itu atau mungkin karena memang sudah insyaf, Trans TV mulai Senin 6 Agustus 2007 besok akan menayangkan serial Heroes yang hadir tiap Senin-Kamis tiap pukul 18.00 WIB.
Heroes adalah serial sci-fi/fantasy, berkisah tentang sekelompok orang yang punya kekuatan superhero sebagai akibat dari mutasi genetik. Sepintas mirip X-Men, tapi taste-nya beda. X-Men berorganisasi untuk memberantas kejahatan dan mempertahankan eksistensi makhluk mutan, sedang tokoh-tokoh dalam Heroes bermasalah dengan jatidiri mereka sendiri, karena masing-masing sebenernya amat nggak menginginkan kekuatan superhero itu.
Di Heroes ada cewek yang bisa beregenerasi spontan, ada polisi yang bisa baca pikiran orang, ada cowok Jepang yang bisa menghentikan waktu dan pergi ke masa depan atau masa lalu, ada orang yang bisa menembus objek padat, ada yang bisa terbang, dan macam-macam kekuatan aneh lain. Satu bintang yang harus dilihat adalah si manis Hayden Panettiere, yang main sebagai Claire Bennett. Bagi cewek, lihatlah Milo Ventimiglia, pemeran Peter Petrelli, yang juga jadi model videoklip lagu Big Girl Don’t Cry-nya Fergie.
Aku jelas bukan tim marketingnya Heroes atau Trans TV, tapi aku menganjurkan dengan sangat agar pada hari Senin itu jam enam sore Anda semua tune in ke Trans untuk nonton premiere Heroes di Indonesia. Heroes adalah serial yang paling diperbincangkan di Amrik sepanjang tahun 2006-2007. Aku sendiri pernah menulis tentang Heroes di SM Minggu menjelang pemutaran perdananya di STAR World (Astro/Indovision) bulan Februari 2007 lalu.
Heroes menarik karena mengandalkan karakter, bukan semata pamer kekuatan super. Kita memang akan tertarik melihat para seniman efek visual memainkan berbagai trik di layar. Tapi yang jauh lebih menarik diamati adalah tingkah polah para tokoh utamanya dalam menyikapi kekuatan super masing-masing. Dan nanti, ketika episode demi episode terus berjalan, cerita makin memikat lagi karena semua hal, semua kejadian, dan semua tokoh yang tadinya saling terpisah-pisah itu ternyata saling punya keterkaitan yang erat satu sama lain.
Selain Trans dengan Heroes, serial Amrik satu lagi yang muncul di tempat kita adalah Prison Break di antv. Ini kisah seorang pria yang sengaja melakukan tindak kriminal agar dijebloskan ke penjara, sebab dia ingin mengetahui ketidakberesan macam apa di dalam sana yang membuat seorang saudaranya tewas. Sebagaimana halnya Heroes, Prison Break juga sudah terlebih dulu muncul di Indonesia lewat STAR World.
Momen ini harusnya jadi turning point buat kita untuk membuat perbandingan antara mutu serial Amerika dengan sinetron lokal. Nggak hanya bagi para sineas TV atau pengelola stasiun TV, namun terutama bagi kita para penonton. Lihatlah lebih dekat, kata Sherina tujuh tahun lalu. Lihat baik-baik mana yang lebih bagus, lebih menarik, lebih berkualitas, dan lebih berbobot sehingga kita bisa bareng-bareng meninggalkan sinetron yang aneh-aneh itu agar rating-nya ngedrop dan Multivision, Starvision, SinemArt, serta MD Entertainment kehilangan pasaran!
Aku sih bukannya nggak nasionalis dan benci buatan sendiri. Kalau sinetron yang beredar sekualitas Losmen, Rumah Masa Depan, Jendela Rumah Kita, Kisah Serumpun Bambu, Sartika, Si Doel Anak Sekolahan, Begaya FM, atau Bajaj Bajuri sih no problem. Tapi ketika prime time dipenuhi tayangan-tayangan “psycho” macam Hidayah, Hikayah, dongeng edan, kisah 1001 malam ganjil, ular animasi raksasa kaku, bercinta pakai nyanyi-nyanyi di taman, dan sinetron-sinetron satu kata (Intan, Wulan, Ratu, Candy, Soleha, dan mungkin ntar Joko, Durrohman, Darsono, Wagiran, atau Kastubi!), rasanya seperti hidup terkekang karena dijajah produk dalam negeri yang jeleknya puol!
So, welcome back serial Amrik! Dan satu pesan khusus buat Indosiar, Desperate Housewives season ketiga udah ditunggu lho. Jangan cuman asyik muter sinetron klenik dukun dubbing mulu…!

6 komentar:

  1. Kangenku pada tulisan berasa mual terobati setelah baca postingan ini...

    BalasHapus
  2. to bmr: tulisan berasa mual ki opo?

    BalasHapus
  3. wah iya neh,,HEROES emang kool punya,,apik tenan. eniwei jadi teringat ma masa2 dulu nonton bangsane Dawson's Creek,Popular,Sabrina Teenage Witch,Gilmore Girls,de el el..sinetron emang TRASH abis,,yah moga2 isa banyak lagi serial2 tipi Amrik yang diputar disini...

    BalasHapus
  4. to koolsonic: betul. semoga ini bisa menjadi titik balik yang bersejarah dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. MERDEKA!!

    BalasHapus
  5. cuma mengingatkan bung, bahwa : novel yang akan menggemparkan dari E.S. ITO. tentang misteri besar republik ini dengan plot pembunuhan Gandhi dan Hatta, akan segera launching!
    (rahasia-meede.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Yg nulis artikel ini bilang Farscape film 'rongsokan' ? Yaaelah Tulisan ini lebih rongsok, rusak.

    BalasHapus