scribo ergo sum

Kamis, 15 Februari 2007

Sayang Binatang

10:49 Posted by wiwien wintarto 2 comments
Ada satu acara bagus ditayangkan di National Geographic Channel beberapa hari lalu, judulnya Katrina Pet Rescue. Program dokumenter itu berisi kepahlawanan para sukarelawan SPCA (Society for the Prevention of Cruelty to Animals) dalam menyelamatkan hewan-hewan piaraan gara-gara Badai Katrina di New Orleans bulan Agustus 2005 lalu.
Badai itu sedemikian dahsyatnya sehingga seisi kota terpaksa harus dievakuasi meninggalkan rumah masing-masing, mirip kayak pas Jakarta banjir gede awal Februari lalu. Sayang aparat Pemkot New Orleans melarang para warga yang diungsikan untuk membawa serta hewan-hewan piaraan masing-masing. Mereka harus ditinggal di rumah.

Maka salah satu isu kemanusiaan (dan kebinatangan) yang paling mencuat di Amerika selama terjadinya bencana itu adalah hubungan antara owner dan pet. Para warga yang tak mau berpisah dengan kucing, anjing, hamster, atau iguana masing-masing nekat tetap bertahan di rumah dan menolak dievakuasi. Mereka merasa lebih baik merana bersama para hewan itu daripada selamat sentosa di pengungsian tapi meninggalkan para hewan telantar kelaparan di rumah dan digelontor air bah yang bisa datang kapan saja.
Tapi ketika bencana melanda makin dahsyat, para warga yang udah berada dalam keadaan darurat mau tak mau terpaksa harus menurut diungsikan juga. Mereka diangkut dengan perahu karet, ambulans, atau helikopter dan terpaksa harus tega meninggalkan hewan-hewan kesayangan mereka di rumah. Mereka berharap badai segera reda sehingga bisa kembali lagi untuk menyelamatkan mereka (mirip di film Eight Below).
Banyak di antara mereka yang tak yakin akan bisa langsung kembali, sehingga meninggalkan catatan berisi nama dan nomor telepon mereka serta nama si hewan seandainya saja ada keajaiban muncul dan para sukarelawan datang untuk menyelamatkan binatang-binatang itu.
Ternyata, keajaiban emang ada. Begitu badai sedikit mereda, para kru SPCA berkeliling di seluruh area kota yang rumah-rumahnya sudah porak poranda dihajar Katrina untuk mencoba menyelamatkan hewan-hewan yang masih tertinggal di sana. Mereka pun berhasil menolong binatang-binatang itu, yang rata-rata sudah berada dalam kondisi kritis karena sudah seminggu lebih terjebak tanpa makanan dan minuman sama sekali.
Salah seekor hewan yang berhasil diselamatkan adalah seekor anjing bernama Blake. Saat ditemukan, Blake udah sangat kurus dan hanya tinggal kulit berbalut tulang karena kelaparan. Dokter bilang, terlambat sedikit saja, Blake pasti mati. Ia segera saja diangkut ke ICU hewan dan diinfus serta diberi makan yang banyak. Pemiliknya yang meninggalkan catatan segera dikontak dan dikasih tahu Blake selamat. Reuni yang mengharukan pun terjadi karena majikan Blake sudah pasrah dan mengira anjing itu pasti tak akan selamat.
Hasil kerja keras SPCA berhasil mempertemukan kembali para warga dengan binatang-binatang kesayangan masing-masing. Tentu saja mereka sangat bahagia karena hewan-hewan itu sudah menjadi bagian keluarga mereka juga. Lucunya, ada juga warga yang memelihara seekor burung penguin. Pemandangan aneh bin konyol pun terjadi ketika ia berpelukan dengan si penguin yang melonjak-lonjak gembira bisa kembali berkumpul dengan majikannya tersayang!
Yang patut diacungi jempol adalah, SPCA terdiri murni atas sukarelawan, bukan petugas profesional macam kepolisian, pemadam kebakaran, atau paramedis. Jadi mereka banting tulang sama sekali nggak dibayar, semata-mata hanya didorong rasa welas asih tok. Bahkan banyak di antara mereka yang korban badai juga, yang sambil menjalankan operasi penyelamatan kadang-kadang menengok kembali rumah mereka yang sudah jadi reruntuhan.
Segera setelah Katrina pergi, SPCA mengimbau Pemkot NO untuk mengubah aturan soal larangan membawa hewan piaraan saat evakuasi bencana. Begitu banyaknya hewan yang telantar menyedihkan sepanjang badai berlangsung adalah sebuah tragedi yang sangat mengerikan. Dan itu sebenarnya bisa dan harus dihindari, karena para binatang tersebut udah jadi bagian keluarga, dan bukan lagi sekadar unit bisnis macam hewan ternak.
Mereka menegaskan bahwa penanganan darurat terhadap hewan peliharaan harus dimasukkan juga dalam sistem manajemen bencana. Artinya, fasilitas perlindungan, logistik, dan kesehatan bagi pengungsi harus mencakup juga untuk binatang, nggak hanya manusianya tok.
Ternyata hal itu didengar FEMA (Federal Emergency Management Agency), badan penanggulangan bencana AS, sebagai salah satu bahan introspeksi gara-gara Katrina. Sejak saat itu, sistem manajemen bencana meliputi juga penyediaan fasilitas pengungsian bagi hewan, dan para warga boleh (bahkan harus) membawa serta kucing, anjing, ikan mas, monyet, atau kadal masing-masing saat dievakuasi.
Selama badai berlangsung, diperkirakan terdapat 250 ribu ekor hewan piaraan berbagai jenis yang terpaksa harus ditinggal saat para majikan diungsikan. Dari jumlah sebanyak itu, korps sukarelawan hanya mampu menyelamatkan 15 ribu saja di antaranya. Meski jumlah itu tak banyak dan jauh lebih banyak lagi hewan-hewan yang celaka tak ketahuan nasibnya, upaya keras para sukarelawan tetap sangat berarti karena mereka berhasil melakukan sesuatu yang amat penting, yaitu kemauan semua pihak untuk introspeksi dan mau melangkah ke arah yang lebih baik, tak terkecuali pemerintah.
Nah, pertanyaannya, bagaimana dengan kita di Indonesia yang rawan bencana ini? Kayaknya, jangan dulu bicara soal penanganan terhadap binatang. Terhadap orang saja kadang-kadang masih menyedihkan. Kita tak pernah punya sistem yang jelas. Tiap bencana besar terjadi, bantuan tak segera tersalurkan karena rumitnya birokrasi. Kalaupun ada bantuan, biasanya malah ditilep para iblis dan diganti dengan nasi aking macam yang terjadi pada pengungsi bencana lumpur Lapindo!
Selain itu para pejabat kita plus orang-orang yang berkaitan dengan penanganan bencana pasti nggak pernah nonton acara-acara yang menggugah kayak Katrina Pet Rescue itu tadi. Yang ditonton kalau nggak Hidayah pasti ya Insert Sore Investigasi atau Super Deal 2 Milyar.
Dan kalaupun pada lengganan Astro atau Indovision pasti lebih banyak dipakai nonton STAR Movies, HBO, atau Cinemax, bukan NatGeo, Discovery Channel, CNN, atau Animal Planet. Ealaaahh…!

2 komentar:

  1. wah...menarik juga postingannya...
    mas, diikutin lomba "kasih"nya loenpia aja...ini kan juga tentang kasih...he...he...

    BalasHapus
  2. boleh juga tuh. hadiahnya apa ya? udah lama saya nggak ngumpul dg anak2 loenpia

    BalasHapus