![]() |
Drama "Empire Falls" |
Ajang anugerah Golden Globe telah selesai terselenggara
Senin 16 Januari 2006 (Selasa 17 Januari waktu Indonesia) lalu. Dan seperti
biasa, event yang digelar oleh Hollywood Foreign Press Association (HFPA) ini
membagikan piala dalam dua kategori film sekaligus, yaitu film layar lebar dan
film televisi.
Khusus untuk kategori sinema televisi, tiga judul film atau
serial yang nongol sebagai jawara adalah Lost untuk kategori Serial Drama, Desperate Housewives (Serial Komedi atau Musikal), dan Empire Falls (Miniseri atau Film TV). Kemunculan
ketiga judul ini sudah bisa diprediksi sejak jauh-jauh hari, karena dibanding
para nominee lain, ketiganya memang punya kualitas yang jauh lebih unggul.
Desperate Housewives (DH), misalnya. Sejak memulai debutnya di stasiun
televisi ABC pada bulan Oktober 2004 lalu, serial
ini benar-benar menjadi magnet bagi para pecandu layar kaca baik di AS sendiri
maupun di seluruh dunia. Kompleksitas tematik yang ditawarkan serial komedi ini
menjadi faktor penentu yang membuatnya bisa demikian digandrungi.
DH adalah sebuah
kisah drama komedi tentang kehidupan para warga di ruas jalan Wysteria Lane.
Mereka diwakili oleh empat orang ibu rumah tangga, yaitu Susan (Teri Hatcher),
Bree (Marcia Cross), Gabrielle (Eva Longoria), dan Elaine (Felicity Huffman).
Kehidupan mereka yang tadinya tenang berubah menjadi hiruk pikuk setelah
seorang tetangga nekat bunuh diri.
Mereka akhirnya ikut terseret ke dalam misteri pembunuhan
tersebut yang ternyata dilatarbelakangi sebuah tragedi pembunuhan pada masa
lalu. DH menjadi sangat menarik karena kisah
tragis itu dikuak sedikit demi sedikit dalam tiap episode. Lebih menawan karena
semuanya dibalut dalam atmosfer komedik yang sangat kental, bukan dalam suasana
seram yang penuh ketegangan sebagaimana serial-serial misteri konvensional.
Tentu saja, sebagaimana lazimnya sebuah serial buatan
Amerika, tiap tokoh serial ini betul-betul hidup karena memiliki kekhasan dalam
kehidupan masing-masing. Ada Susan yang bingung gara-gara pacaran dengan
pembunuh, Bree yang rapuh namun sok perfeksionis, Gabrielle yang tetap tak
bahagia sekalipun hidup dalam kemewahan, serta Elaine yang kerepotan mengasuh
anak-anak yang nakal dan hiperaktif.
DH adalah
pemenang Golden Globe untuk kategori yang sama tahun lalu. Kemenangan yang
sangat sensasional karena DH menjadi serial pertama sepanjang
sejarah yang berhasil memboyong award bergengsi ini sebelum season pertamanya
selesai mengudara. Di Indonesia, serial ini tayang di Indosiar tiap Jumat pukul 23.00.
Uniknya, serial yang kini menggantikan slot jam tayang DH di stasiun televisi yang sama adalah Lost, serial pemenang Golden
Globe untuk kategori Serial Drama. Sebagaimana DH, serial ini pun diproduksi
dan ditayangkan oleh jaringan televisi ABC.
Lost berkisah soal
48 orang penumpang pesawat Oceanic yang terbang dari Sydney ke Los Angeles yang
jatuh di sebuah pulau terpencil di kawasan Pasifik Selatan. Mereka selamat dari
kecelakaan fatal tersebut dan segera saja dihadapkan pada persoalan yang sangat
rumit dan gawat, yaitu bertahan hidup.
Namun segera saja mereka menjumpai bahwa problem yang
mereka hadapi tak hanya sebatas bertahan hidup saja. Banyak misteri aneh
tersimpan di pulau tersebut, termasuk kemungkinan keberadaan sesosok makhluk
buas dan seorang wanita berkebangsaan Prancis yang sudah ada di sana selama
belasan tahun dan mungkin mengetahui apa yang telah terjadi namun tak mau
bicara soal itu.
Misteri besar lain adalah dugaan bahwa kecelakaan itu
mungkin bukan sesuatu yang tak disengaja. Bahkan ke-48 korban pun mungkin tidak
berkumpul secara kebetulan, melainkan telah dipilih oleh suatu kekuatan yang
misterius. Bersama-sama, dengan latar belakang dan tujuan masing-masing yang
saling berbeda, mereka akan dapat mengungkap rahasia apa yang terdapat di pulau
tersebut.
Tokoh-tokoh utama Lost adalah seorang dokter bernama Jack
(Matthew Fox), Sayid (Naveen Andrews) yang merupakan veteran Perang Irak, Hugo
“Hurley” Reyes (Jorge Garcia) yang baru saja menang lotere dengan cara yang
aneh, eks bintang rock Charlie (Dominic Monaghan), serta sepasang suami isteri
Kwon Jin-soo (Daniel Day Kim) dan Sun Kwon (Kim Yoon-ji).
Dituturkan dalam gaya episode bersambung mirip opera sabun,
daya pikat Lost mirip dengan yang dipunyai DH. Seluruh misteri besar itu
dibuka sedikit demi sedikit perepisode, sehingga membuat pemirsa penasaran dan
tak akan pernah mau ketinggalan untuk terus menyimak.
Di Amerika, serial ini tayang sejak 2004 dan hingga kini
masih terus mengudara. Kesuksesan telah tercium sejak penayangan dua episode
pilot alias pembukanya. Pada episode pertama, ABC berhasil meraih angka pemirsa hingga
18,65 juta di seluruh AS. Sedan episode kedua memikat perhatian tak kurang dari
16,33 juta pemirsa.
Meski demikian, kisah kecemerlangan Lost tidaklah terjadi dengan mulus. Seorang
“tumbal” jatuh, yaitu Chairman ABC Entertainment Lloyd Braun yang dipecat
Disney (induk perusahaan ABC) gara-gara memberi lampu hijau terhadap proposal
serial ini. Pokok permasalahannya, dua episode pilot tersebut menelan dana
hingga $ 12 juta (Rp 117,6 miliar).
Ini merupakan ongkos produksi termahal sepanjang sejarah
untuk episode pilot sebuah serial televisi. Dan Disney menganggap kebocoran
hingga $ 12 juta itu merupakan kesalahan Braun. Tak dinyana tak dikira, Lost
yang berawal dari kekisruhan itu kini justru menjadi serial pencetak keuntungan
terbesar dalam beberapa dekade terakhir buat ABC.
Disney pasti malu!
Berbeda dari DH dan Lost yang melulu berjualan misteri, Empire Falls sebagai pemenang kategori Miniseri
atau Film TV Terbaik adalah sebuah drama realis dengan substansi permasalahan
yang sangat mendalam dan detail. Miniseri dua episode yang ditayangkan HBO ini berkisah tentang para penghuni
sebuah kota kecil di New England yang bernama Empire Falls.
Diangkat dari novel pemenang Pulitzer berjudul sama karangan
Richard Russo dan disutradarai Frank Schepisi, Empire Falls bertutur soal pergulatan hidup seorang
manajer resto bernama Miles Roby (Ed Harris). Ia hidup di tengah sebuah
keluarga yang kurang harmonis. Ayahnya, Max (Paul Newman), dan ibunya, Grace (Robin
Wright Penn), menyita terlalu banyak masa mudanya demi kewajiban-kewajiban
keluarga.
Kini, pada masa tuanya, Miles kembali dihadapkan dengan
begitu banyak masalah. Ia tengah berada di ambang perceraian dengan Janine
(Helent Hunt), akan terpaksa menjadi single parent buat anak gadisnya Tick
(Danielle Panabaker), dan tiap hari harus berurusan dengan keangkeran sosok
Francine (Joanne Woodward), pemilik Empire Grill, resto tempatnya bekerja.
Tayang pada tanggal 28 dan 29 Mei 2005 lalu di HBO tiap pukul 21.00 waktu setempat, Empire Falls dipuji para kritikus karena dengan
tepat mampu menggambarkan kegelisahan hidup para warga sebuah kota kecil yang
tengah mengalami masa resesi ekonomi. Miniseri ini juga bertabur dialog-dialog
yang bernas, seperti perkataan Max tentang “Lebih suka punya anak yang idiot
ketimbang yang tak tahu terima kasih”.
Pada akhirnya, ketiga pemenang Golden Globe untuk kategori
sinema layar kaca itu mengemuka karena faktor orisinalitas yang mereka
masing-masing punyai. Baik DH, Lost, maupun Empire Falls seakan sama-sama memulai satu subgenre
baru dalam bidang garapan tematik masing-masing.
Inilah yang tidak dimiliki sineas televisi kita. Deretan
belasan judul yang kini tengah tayang di berbagai kanal hanyalah hasil saling
mengekor satu sama lain. Sama sekali tak ada kebaruan dan terobosan. Selain
karena takut rugi, orang kita juga cenderung pesimistis terhadap materi-materi
baru.
Daripada bikin baru tapi tak laku, mending ikut-ikutan yang
laris. Bodoh sedikit tak apa, yang penting duit mengalir. Wah…
(Dimuat di rubrik hiburan Suara
Merdeka Edisi Minggu)
0 komentar:
Posting Komentar