scribo ergo sum

Minggu, 22 Januari 2006

Mereka Punya Orisinalitas

12:35 Posted by wiwien wintarto No comments
Drama "Empire Falls"
Ajang anugerah Golden Globe telah selesai terselenggara Senin 16 Januari 2006 (Selasa 17 Januari waktu Indonesia) lalu. Dan seperti biasa, event yang digelar oleh Hollywood Foreign Press Association (HFPA) ini membagikan piala dalam dua kategori film sekaligus, yaitu film layar lebar dan film televisi.
Khusus untuk kategori sinema televisi, tiga judul film atau serial yang nongol sebagai jawara adalah Lost untuk kategori Serial Drama, Desperate Housewives (Serial Komedi atau Musikal), dan Empire Falls (Miniseri atau Film TV). Kemunculan ketiga judul ini sudah bisa diprediksi sejak jauh-jauh hari, karena dibanding para nominee lain, ketiganya memang punya kualitas yang jauh lebih unggul.

Desperate Housewives (DH), misalnya. Sejak memulai debutnya di stasiun televisi ABC pada bulan Oktober 2004 lalu, serial ini benar-benar menjadi magnet bagi para pecandu layar kaca baik di AS sendiri maupun di seluruh dunia. Kompleksitas tematik yang ditawarkan serial komedi ini menjadi faktor penentu yang membuatnya bisa demikian digandrungi.
DH adalah sebuah kisah drama komedi tentang kehidupan para warga di ruas jalan Wysteria Lane. Mereka diwakili oleh empat orang ibu rumah tangga, yaitu Susan (Teri Hatcher), Bree (Marcia Cross), Gabrielle (Eva Longoria), dan Elaine (Felicity Huffman). Kehidupan mereka yang tadinya tenang berubah menjadi hiruk pikuk setelah seorang tetangga nekat bunuh diri.
Mereka akhirnya ikut terseret ke dalam misteri pembunuhan tersebut yang ternyata dilatarbelakangi sebuah tragedi pembunuhan pada masa lalu. DH menjadi sangat menarik karena kisah tragis itu dikuak sedikit demi sedikit dalam tiap episode. Lebih menawan karena semuanya dibalut dalam atmosfer komedik yang sangat kental, bukan dalam suasana seram yang penuh ketegangan sebagaimana serial-serial misteri konvensional.
Tentu saja, sebagaimana lazimnya sebuah serial buatan Amerika, tiap tokoh serial ini betul-betul hidup karena memiliki kekhasan dalam kehidupan masing-masing. Ada Susan yang bingung gara-gara pacaran dengan pembunuh, Bree yang rapuh namun sok perfeksionis, Gabrielle yang tetap tak bahagia sekalipun hidup dalam kemewahan, serta Elaine yang kerepotan mengasuh anak-anak yang nakal dan hiperaktif.
DH adalah pemenang Golden Globe untuk kategori yang sama tahun lalu. Kemenangan yang sangat sensasional karena DH menjadi serial pertama sepanjang sejarah yang berhasil memboyong award bergengsi ini sebelum season pertamanya selesai mengudara. Di Indonesia, serial ini tayang di Indosiar tiap Jumat pukul 23.00.
Uniknya, serial yang kini menggantikan slot jam tayang DH di stasiun televisi yang sama adalah Lost, serial pemenang Golden Globe untuk kategori Serial Drama. Sebagaimana DH, serial ini pun diproduksi dan ditayangkan oleh jaringan televisi ABC.
Lost berkisah soal 48 orang penumpang pesawat Oceanic yang terbang dari Sydney ke Los Angeles yang jatuh di sebuah pulau terpencil di kawasan Pasifik Selatan. Mereka selamat dari kecelakaan fatal tersebut dan segera saja dihadapkan pada persoalan yang sangat rumit dan gawat, yaitu bertahan hidup.
Namun segera saja mereka menjumpai bahwa problem yang mereka hadapi tak hanya sebatas bertahan hidup saja. Banyak misteri aneh tersimpan di pulau tersebut, termasuk kemungkinan keberadaan sesosok makhluk buas dan seorang wanita berkebangsaan Prancis yang sudah ada di sana selama belasan tahun dan mungkin mengetahui apa yang telah terjadi namun tak mau bicara soal itu.
Misteri besar lain adalah dugaan bahwa kecelakaan itu mungkin bukan sesuatu yang tak disengaja. Bahkan ke-48 korban pun mungkin tidak berkumpul secara kebetulan, melainkan telah dipilih oleh suatu kekuatan yang misterius. Bersama-sama, dengan latar belakang dan tujuan masing-masing yang saling berbeda, mereka akan dapat mengungkap rahasia apa yang terdapat di pulau tersebut.
Tokoh-tokoh utama Lost adalah seorang dokter bernama Jack (Matthew Fox), Sayid (Naveen Andrews) yang merupakan veteran Perang Irak, Hugo “Hurley” Reyes (Jorge Garcia) yang baru saja menang lotere dengan cara yang aneh, eks bintang rock Charlie (Dominic Monaghan), serta sepasang suami isteri Kwon Jin-soo (Daniel Day Kim) dan Sun Kwon (Kim Yoon-ji).
Dituturkan dalam gaya episode bersambung mirip opera sabun, daya pikat Lost mirip dengan yang dipunyai DH. Seluruh misteri besar itu dibuka sedikit demi sedikit perepisode, sehingga membuat pemirsa penasaran dan tak akan pernah mau ketinggalan untuk terus menyimak.
Di Amerika, serial ini tayang sejak 2004 dan hingga kini masih terus mengudara. Kesuksesan telah tercium sejak penayangan dua episode pilot alias pembukanya. Pada episode pertama, ABC berhasil meraih angka pemirsa hingga 18,65 juta di seluruh AS. Sedan episode kedua memikat perhatian tak kurang dari 16,33 juta pemirsa.
Meski demikian, kisah kecemerlangan Lost tidaklah terjadi dengan mulus. Seorang “tumbal” jatuh, yaitu Chairman ABC Entertainment Lloyd Braun yang dipecat Disney (induk perusahaan ABC) gara-gara memberi lampu hijau terhadap proposal serial ini. Pokok permasalahannya, dua episode pilot tersebut menelan dana hingga $ 12 juta (Rp 117,6 miliar).
Ini merupakan ongkos produksi termahal sepanjang sejarah untuk episode pilot sebuah serial televisi. Dan Disney menganggap kebocoran hingga $ 12 juta itu merupakan kesalahan Braun. Tak dinyana tak dikira, Lost yang berawal dari kekisruhan itu kini justru menjadi serial pencetak keuntungan terbesar dalam beberapa dekade terakhir buat ABC. Disney pasti malu!
Berbeda dari DH dan Lost yang melulu berjualan misteri, Empire Falls sebagai pemenang kategori Miniseri atau Film TV Terbaik adalah sebuah drama realis dengan substansi permasalahan yang sangat mendalam dan detail. Miniseri dua episode yang ditayangkan HBO ini berkisah tentang para penghuni sebuah kota kecil di New England yang bernama Empire Falls.
Diangkat dari novel pemenang Pulitzer berjudul sama karangan Richard Russo dan disutradarai Frank Schepisi, Empire Falls bertutur soal pergulatan hidup seorang manajer resto bernama Miles Roby (Ed Harris). Ia hidup di tengah sebuah keluarga yang kurang harmonis. Ayahnya, Max (Paul Newman), dan ibunya, Grace (Robin Wright Penn), menyita terlalu banyak masa mudanya demi kewajiban-kewajiban keluarga.
Kini, pada masa tuanya, Miles kembali dihadapkan dengan begitu banyak masalah. Ia tengah berada di ambang perceraian dengan Janine (Helent Hunt), akan terpaksa menjadi single parent buat anak gadisnya Tick (Danielle Panabaker), dan tiap hari harus berurusan dengan keangkeran sosok Francine (Joanne Woodward), pemilik Empire Grill, resto tempatnya bekerja.
Tayang pada tanggal 28 dan 29 Mei 2005 lalu di HBO tiap pukul 21.00 waktu setempat, Empire Falls dipuji para kritikus karena dengan tepat mampu menggambarkan kegelisahan hidup para warga sebuah kota kecil yang tengah mengalami masa resesi ekonomi. Miniseri ini juga bertabur dialog-dialog yang bernas, seperti perkataan Max tentang “Lebih suka punya anak yang idiot ketimbang yang tak tahu terima kasih”.
Pada akhirnya, ketiga pemenang Golden Globe untuk kategori sinema layar kaca itu mengemuka karena faktor orisinalitas yang mereka masing-masing punyai. Baik DH, Lost, maupun Empire Falls seakan sama-sama memulai satu subgenre baru dalam bidang garapan tematik masing-masing.
Inilah yang tidak dimiliki sineas televisi kita. Deretan belasan judul yang kini tengah tayang di berbagai kanal hanyalah hasil saling mengekor satu sama lain. Sama sekali tak ada kebaruan dan terobosan. Selain karena takut rugi, orang kita juga cenderung pesimistis terhadap materi-materi baru.
Daripada bikin baru tapi tak laku, mending ikut-ikutan yang laris. Bodoh sedikit tak apa, yang penting duit mengalir. Wah…


(Dimuat di rubrik hiburan Suara Merdeka Edisi Minggu)

0 komentar:

Posting Komentar