Apa definisi superhero?
Aku pada zaman kanak-kanak akan menjawab superhero
adalah manusia berkekuatan luar biasa yang memakai kedok dan kostum untuk
membasmi kejahatan. Jawaban versi sekarang, superhero adalah manusia-manusia
sakit kayak Tony Stark atau Bruce Wayne yang mempertunjukkan kemampuan
bertarung mereka entah untuk membalas dendam, terpaksa, atau gara-gara
eksibisionisme.
Bahwa di jalan itu mereka kemudian membantu orang
yang lemah melawan penguasa jahat, itu sekadar efek samping. Sebab
kadang-kadang, mereka pun terkapsa berbalik melawan tatanan sosial yang umum
disepakati bila memang itu yang diperlukan untuk survive.
Sinetron serial Sense8 yang tayang di TV
internet Netflix mendiskusikan para superhero yang terjun ke kancah superhero-an
karena terpaksa—atau dipaksa takdir. Lain dari para superhero komik Marvel atau
DC yang berkostum dan penuh gaya, di sini mereka adalah manusia tanpa kostum
yang bingung. Para superhero di Sense8 syok—mati-matian menerima dan
beradaptasi dengan kekuatan aneh yang baru saja mendatangi mereka.
Total ada delapan manusia super di Sense8
(dibaca “sensate”, artinya “sadar/menyadari”) yang berasal dari berbagai
penjuru dunia. Di Amerika ada Will Gorski (Brian J. Smith), petugas polisi di
Chicago; dan Nomi Marks (Jamie Clayton), hacker asal San Fransisco yang
tadinya cowok bernama Mike dan setelah jadi cewek pacaran dengan sesama cewek,
Amanita (Freema Agyeman).
Kemudian di Inggris ada Riley Blue (Tuppence
Middleton), seorang DJ cantik asal Islandia. Di Berlin, Jerman, ada seorang
tukang bongkar lemari besi bernama Wolfgang Bogdanow (Max Riemelt). Di Meksiko
terdapat aktor telenovela dan film kenamaan Lito Rodriguez (Miguel Angel
Silvestre) yang digilai cewek karena seksi dan hot namun jebul homo.
Di India ada Kala Dandekar (Tina Desai), ahli farmasi
yang manisnya membuatku menghela napas panjang. Lalu di Seoul, Korea Selatan,
kita menjumpai Sun Bak (Bae Donna), putri seorang multijutawan yang juga atlet kickboxing
bawah tanah. Dan terakhir ada sopir matatu (metro mini dan angkot Kenya)
bernama Capheus (Aml Ameen) yang ngefans banget sama Jean-Claude van Damme dan
mati-matian nyari uang agar bisa merawat ibunya yang kena AIDS.
Apa kekuatan para Sensates ini? Mereka terhubung
secara mental dan emosional, bisa saling hadir meski berada di tempat
masing-masing di belahan dunia berbeda, dan bisa saling berbagi keahlian. Will
yang di Chicago, misalnya, bisa saling ketemu seruangan dengan Riley yang masih
ada di London. Mereka bisa bercakap dan berinteraksi normal, tapi salah satunya
tak terlihat oleh warga biasa (partner Will, Diego, sering melihatnya ngomong
sendiri saat lagi ketemu Riley).
Kemudian saat matatu Capheus dirampok dan ia
nyaris tewas dihajar gangster, tahu-tahu dibantu Sun Bak dari Seoul yang tengah
tanding kickboxing. Skill bertarung Sun merasuk ke dalam diri Capheus.
Secara spektakuler, Capheus berhasil menghajar para gangster seorang diri, yang
membuatnya kemudian tenar sebagai Van Damme-nya Nairobi.
Dengan kekuatan super yang sangat aneh ini, kedelapan
Sensates saling membantu menghadapi masalah masing-masing. Misal saat Nomi
melarikan diri dari kejaran Whispers (Terrence Mann), seorang Sensate jahat
yang muncul menggerebek bareng FBI dan polisi lokal San Francisco, ia dibantu
Will dan Sun. Lalu saat spontan naik mobil dan baru belakangan sadar bahwa ia
tak bisa setir, muncul Capheus menyelamatkannya dengan membawa mobil ngebut ala
Van Damme di film Hard Target!
Sense8 dibuat oleh kerja bareng The Wachowski
dan J. Michael Straczynski. Yang sering nonton genre sci-fi pasti akan langsung
mafhum bahwa ini kolaborasi spektakuler. The Wachowski adalah duet sutradara
bersaudara yang membesut trilogi The Matrix. Sedang Straczynski adalah
kreator serial sinetron opera luar angkasa sukses tahun 1990-an, Babylon V
(dulu main di SCTV).
Sense8 musim perdana terdiri atas 12 episode.
Dan karena ini merupakan web television series, maka episode-episodenya
nggak dirilis ngecer perminggu (atau perhari kayak di sini), melainkan
keduabelasnya langsung sekaligus, yaitu pada tanggal 5 Juni 2015 lalu. Para
kreatornya mengatakan, story arc alias alur cerita global Sense8
direncanakan akan berlangsung hingga lima season.
Ide cerita dan konsep dasar Sense8 berawal
dari obrolan tengah malam kedua Wachowski. Sekadar info, mereka ini baru saja
ganti nama grup. Dulu pas bikin The Matrix, mereka masih pakai nama The
Wachowski Brothers, terdiri atas kakak-beradik Andy dan Larry Wachowski. Kini
mereka pakai nama The Wachowski tok. Kata “Brothers”-nya dihapus, karena mereka
sudah bukan brothers lagi, melainkan brother and sister.
Larry telah menjalani operasi transgender dan
ganti nama jadi Lana. Karakter inilah yang kemudian dilahirkan jadi Nomi sang hacker,
yang tadinya juga cowok, dan harus bermasalah dengan lingkungan sosial (terutama
keluarganya sendiri yang kaya raya) mengenai hak-hak kaum LGBT.
Back to topic, hasil obrolan itu kemudian
mencetuskan ide untuk bikin serial TV yang, seperti keahlian mereka, ber-genre
sci-fi. Agar lebih komplet, mereka kemudian mengundang Straczynski untuk diajak
berdiskusi. Lahirlah kemudian konsep dasar serial itu, yakni tentang persoalan
empati. Dan konsepnya sungguh dalam dan mengagumkan, setara penelitian
mahasiswa jurusan filsafat postmodernisme.
Biar lebih gamblang, aku cuplikkan saja pernyataan
Straczynski soal Sense8 sebagaimana dikutip oleh Wikipedia: “Kami
memulai dari satu titik ngobrolin evolusi yang menciptakan lingkaran besar
empati di antara manusia di dunia. Kamu adalah anggota keluarga inti, kemudian
juga menjadi anggota sukumu, kemudian dua suku bersatu dan kamu berempati
dengan orang-orangmu yang sesama tinggal di sisi sungai sebelah sini, dan
kalian bertentangan dengan anggota suku di seberang sungai sana... begitu
seterusnya melintasi tingkatan desa, kota, negara bagian, dan negara. Jadi
bagaimana jika satu tingkatan empati yang lebih literal dapat terjadi pada
delapan individu di seantero planet ini... yang tiba-tiba dapat saling
menyadari satu sama lain secara mental, dapat berkomunikasi secara langsung seakan
mereka berada di ruangan yang sama? Bagaimana reaksi mereka? Apa yang akan
mereka lakukan? Apa maknanya itu semua? Dan apa kata dunia soal orang-orang
dengan kemampuan nyeleneh ini? Apakah orang lain akan dapat menerima mereka,
atau justru memburu mereka?”.
Aku tercengang membaca pernyataan ini, lalu
membayangkan kayak apa asyik dan mendalamnya diskusi gayeng yang dilakukan
Straczynski dan kedua Wachowski itu. Cuman mau bikin sinetron aja pembahasannya
luar biasa berat, intelektual, dan bergengsi (dan mereka tetap saja dalam rangka
“kerja untuk cari makan”, karena pasti memprediksikan profit besar juga dari
hasil deal dengan Netflix). Hmmm... apa yang mbikin GGS dan Duyung
juga diskusinya kayak gini...?
Penulisan skenarionya ditangani langsung oleh mereka
secara bergantian. Wachowski (terutama Lana) menulis episode 1, 2, 3, 7, dan 8;
sedang Straczynski kena jatah nulis episode 4, 5, 6, dan 10. Begitu jadi,
skenario langsung saling dipertukarkan untuk direvisi. Dengan cara itu, mereka
terus bisa saling berdiskusi sepanjang penulisan hingga jadi.
Suri tauladan berikutnya yang harus disorot adalah
mengenai proses filming alias syuting. Beda dari serial lain Hollywood yang
bersetting di Eropa namun sesungguhnya syuting di studio di LA, pengambilan
gambar Sense8 berlangsung di kota tempat tinggal para tokoh, dan
mengkasting aktor-aktris lokal. Maka para sutradara dan kru serta cast pun
terjun langsung ke San Francisco, Kota Meksiko, Chicago, Reykjavik, London,
Berlin, Nairobi, Mumbai, dan Seoul.
Karena syuting di banyak tempat sekaligus, para
sutradara bagi tugas menangani lokasi-lokasi berbeda. Wachowskis memimpin tim
San Francisco, Chicago, London, dan Reyjavik. Syuting di Meksiko dan Mumbai
dipimpin James McTeigue (sutradara V for Vendetta, Ninja Assassin).
Sutradara Jerman Tom Tykwer (Cloud Atlas) mengepalai tim syuting Berlin
dan Nairobi.
Sedang kru Seoul dipimpin Dan Glass, mantan artis visual
effect anak buah Wachowski di trilogi The Matrix yang kali ini
diberi kepercayaan untuk jadi sutradara. Straczynski sendiri awalnya akan menyutradarai
adegan-adegan di London dan Reyjkavik, namun belakangan menyodorkannya pada
Andy dan Lana dan lebih fokus di tahapan pascaproduksi.
Dengan nama-nama sepaten itu, dan konsep cerita yang
semendalam itu, maka yang berhasil menyaksikan serial ini dan bisa mengikuti
jalan ceritanya, serta bisa menangkap makna substansinya, sungguh adalah
orang-orang yang dirahmati Tuhan...
0 komentar:
Posting Komentar