scribo ergo sum

Minggu, 30 Agustus 2015

Witing Nginspirasi Jalaran saka Kelas Inspirasi

08:20 Posted by wiwien wintarto 1 comment
Hari Sabtu 29 Agustus kemarin, agendaku agak lain dari pekan-pekan sebelumnya yang pasti di seputar acara-acara perbukuan di TB Gramedia Balaikota, Semarang. Kali ini aku justru meluncur ke Best Western Star Hotel, Jl. MT Haryono, tak jauh dari Java Supermall. Aku mengikuti Hari Briefing Kelas Inspirasi Semarang 2 tahun 2015.


Aku datang agak telat, sudah lewat pukul 9. Pas tiba di Ruang Catleya di lantai 1 Hotel Star, acara sudah mulai. Usai registrasi, aku diminta copot sepatu. Ternyata acaranya lesehan. Aku bertemu kawanku dari Kudus, Lestari Taro, yang menjadi salah satu panitia berseragam kaos oranye. Pas masuk dan duduk, aku agak kaget karena yang sedang pidato adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Wah, super sekali! Apalagi tema yang diusung adalah “Witing nginspirasi jalaran saka Kelas Inspirasi”.
Usai Gubernur pidato, acara selanjutnya adalah pembekalan dari panitia. Diawali dulu dengan sesi aneh-aneh berupa senam penguin. Ada juga pernak-pernik kecil yang lahir batin aku nggak selera, yaitu jawab dengan yel-yel. Misal ditanya “Apa kabar?”, harus dijawab dengan “Luar biasaaahh!” sambil mengepalkan tangan. Di sini, sapaan selamat pagi harus dijawab dengan “Pagi, pagi, pagiii!” sekeras mungkin. Di sesi kayak gini, aku pasti mengikutinya sambil merasa malu pada R’as al Ghul (dan mbatin apa di League of Assassin juga ada yel-yel anggota kayak gitu?).
Untung tadi nggak ada sesi renungan doa lalu semua peserta menangis sesenggrukan teringat ortu yang telah tiada. Asli, kalau ada itu, aku pasti ngacir keluar—at least ke toilet, sampai nangisnya bubar!
Back to kelas, pembekalan terdiri atas beberapa babak, yaitu pengenalan Kelas Inspirasi, perlindungan hak anak, dan teknik mengajar. Di pertengahan acara, seluruh relawan yang berjumlah 189 orang dibagi dalam 14 grup. Aku masuk grup 1, dipandu fasilitator dari panitia bernama Niken, yang akan mengajar di SD Negeri Ngaliyan 4 Semarang di bilangan Tambakaji, tepatnya di Jl. Pucang Jatibarang.
Masuk dalam grupku adalah Andika, yang adalah GM Cimory on the Valley. Lalu ada Muna, dosen Unissula, pekerja kantoran bernama Nia yang datang jauh-jauh dari Jakarta, juga pengusaha, dokter, dan dosen lagi yang aku lupa namanya. Maklum, baru pertama ketemu dan dalam situasi hectic. Niken memandu kami untuk diskusi dengan Bu Kepsek SD Ngaliyan 4 yang aku juga belum tahu namanya.

Hasil diskusi menyepakati kami akan kumpul lagi hari Kamis pagi tanggal 3 September untuk survey lokasi ke tempat kami akan mengajar nanti. Itu akan jadi bahan penting pada Hari Inspirasi yang akan jatuh pada Senin tanggal 14 September mendatang. Aku nggak tahu apa bisa ikut atau tidak. Kalaupun nggak, aku mungkin bisa ke sana sendirian sebelum jadwal acara bareng RC Semarang Kunthi tanggal 12.

Kelas Inspirasi sendiri adalah kelanjutan dari Gerakan Indonesia Mengajar yang tahun 2010 dicetuskan Anies Baswedan, Mendikbud kini yang waktu itu masih jadi rektor Universitas Paramadina. Dalam gerakan itu, relawan yang disebut Pengajar Muda dikirimkan ke daerah-daerah terpencil untuk mengajar di SD selama satu tahun.
Kelas Inspirasi kurang lebih adalah versi pendek dari Indonesia Mengajar, karena para relawan hanya perlu mengajar satu hari dalam apa yang disebut Hari Inspirasi. Tahun ini, Hari Inspirasi untuk Kelas Inspirasi Semarang jatuh pada tanggal 14 September. Aku juga ikut di Magelang, yang Hari Inspirasinya jatuh akhir bulan (briefing tanggal 20).
Di Kelas Inspirasi, para relawan memperkenalkan profesi masing-masing. Mereka juga sekaligus menginspirasi anak-anak SD untuk sedini mungkin dikenalkan pada pengejaran mimpi yang sungguhan, dan bukannya sekadar ditanya cita-cita tapi lupa dikasih tahu kongkretnya bagaimana untuk menuju ke sana.
Aku pertama kali dengar kegiatan ini dari Yudhi Benedict, yang ikut les privat kelas novel. Kemudian muncullah Taro, yang aku kenal dari kegiatan-kegiatan komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Semarang. Dia mendorongku untuk ikut daftar relawan di Kelas Inspirasi Semarang tahun ini. Sesudah lihat lamannya, dan tahu bahwa ini adalah acara mengajar cah-cah SD, aku langsung mendaftar.
Dalam pembekalannya di sesi paling awal, fasilitator bernama Putri menjelaskan bahwa pelamar untuk Kelas Inspirasi Semarang berjumlah ratusan. Setelah diseleksi, tersisa sejumlah 189 orang itu tadi. Profesi-profesi yang sama tidak diletakkan di satu grup. Maka aku nggak sekelompok dengan Unik Oke dan Sinta Pramucitra yang juga ikut jadi relawan. Selain relawan pengajar, di tiap kelompok juga ditempatkan relawan fotografer dan videografer yang bertugas mengabadikan event itu nanti.
Soal mengajar anak SD, aku sudah nggak terlalu worry. Dulu sudah pernah, waktu diminta Evi mengajar mengarang pas pelajaran Bahasa Indonesia untuk murid-muridnya di kelas IV. Dan tempo hari sudah lulus pula ujian mengajar dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, yaitu mengajarkan sesuatu yang aku belum tahu (puisi), sehingga harus memeras otak untuk nyari tahu dulu.
Tantangan untuk besok tanggal 14 adalah durasi dan frekuensi. Biasanya aku mengisi acara ceramah atau diskusi hanya dalam satu sesi. Maksimal tiga sesi sehari, itu pun disela jeda yang sangat panjang. Di SD Ngaliyan 4 nanti, para pengajar harus menjadi guru selama satu hari penuh, yaitu dari pukul 8 hingga 12, dan saling dirotasi di enam kelas yang ada di sana.
Maka nanti kami akan mengajar gonta-ganti di enam kelas itu. Berarti harus hemat energi dan tahu caranya mengatur tempo permainan, eh... perpengajaranan. Apalagi dari pembekalan tadi disarankan untuk nggak ragu mengajak anak-anak nyanyi dan joget-joget serta tepuk-tepuk. Kalau nggak siap, masuk tepuk-tepuk di kelas ketiga, bisa-bisa langsung kena cedera hamstring.
Anyway, di luar joget penguin dan yel-yelnya, Kelas Inspirasi adalah sebuah acara yang sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Aku sudah merencanakan satu hal spesial yang akan kukerjakan bareng (“kukerjakan bareng”, dan bukan hanya sekadar “kuajarkan” atau “kuinspirasikan”) teman-teman kecilku itu nanti (dan “teman”, bukan “murid”).
Apakah itu? Tunggu saja tanggal 14 nanti...!

1 komentar: