scribo ergo sum

Kamis, 22 Januari 2009

Mbatin-Monolog

09:55 Posted by wiwien wintarto 10 comments

Semalam aku iseng nonton serial sinetron Melati untuk Marvel di SCTV. Dan ada satu adegan yang menarik perhatianku. Dalam adegan itu, Melati membatin tentang keinginannya untuk mengajak Marvel pergi berdua. Sayang belum sempat ia mengutarakan keinginannya, Marvel keburu ditelepon Pak Surya diajak lunch.
Melati pun lemas. Kembali ia membatin lagi. Kali ini mengungkap kekesalannya karena lagi-lagi gagal untuk mengajak pergi Marvel. Dan karena sebelumnya udah telanjur manggil Marvel, ia berkelit soal “laporan yang tadi pagi” ketika Marvel nanya ada apa barusan ia memanggil.
Adegan membatin (bicara dalam hati) dan juga monolog sekarang ini menjadi satu perangkat wajib serial-serial sinetron prime time. Intinya tentu untuk menjelaskan pada pemirsa situasi-situasi yang sedang dihadapi para tokoh. Bahwa Melati sudah lama nggak pergi berduaan dengan Marvel, dan bahwa Melati kesal karena sekali lagi gagal memanfaatkan waktu istirahat kantor untuk bersama Marvell.
Adegan membatin jadi mengingatkanku pada serial-serial sandiwara radio era 1980-an, kayak Saur Sepuh, Tutur Tinular, Trinil, atau Ibuku Malang Ibuku Sayang. Karena emang hanya berupa audio, penjelasan apapun yang nggak bisa dijelasin lewat dialog hanya bisa dituturkan lewat pertolongan “suara hati” dan paling jauh dibantu narasi.
Tapi sinetron adalah media komunikasi audio-video. Orang diberi berkah peluang yang luar biasa besar berupa video, bahasa gambar. Lalu apa gunanya bahasa gambar itu kalau semua penjelasan situasi masih diberikan dalam bentuk audio berupa kalimat batin atau monolog?
Daripada Punjabi, Shanker, atau Servia keluar duit miliaran perak untuk memproduksi puluhan episode sinetron yang penuh adegan mBatin dan monolog, kenapa nggak bikin sandiwara radio aja? Aku pernah “nonton” Melati untuk Marvel dengan mata merem, dan tetap dapat mengikuti jalan ceritanya karena semua sudah dijelasin dengan adegan mBatin-monolog itu tadi.
Jadi apa gunanya para kru dan cast susah payah hilir mudik 24 jam tiap hari selama 7 hari seminggu untuk pengambilan gambar kalau dengan bahasa suara aja semua informasi sudah tersampaikan? Mending duduk manis di studio untuk rekaman suara sambil pegang kertas naskah, abis perkara! “Bahasa gambar” pun bermanfaat sekadar untuk memperlihatkan bahwa Chelsea Olivia, Rizky Aditya, dan Gracia Indria hari ini masih cantik! (bener, si Aditya juga keliatan “cantik” kok, bukannya ganteng!)
Dan siapapun yang nggak sedang dirawat inap di RSJ juga tahu bahwa adegan mBatin-monolog itu merusak sense of reality-nya. Pernah ada satu segmen adegan tempat adegan orang mBatin dan bicara sendiri jauh lebih banyak daripada adegan para tokohnya melakukan dialog sungguhan.
Masa dunia fana dipenuhi orang-orang yang sering bengong dan melamun karna terlalu sering mBatin in every occasion? Juga penuh dengan orang-orang yang hobi ngomong sendiri dengan suara keras di manapun mereka berada. Setahuku, orang yang kerap bicara sendiri dengan suara keras adalah orang yang, itu tadi, perlu dirawat inap di RSJ!
Adegan mBatin-monolog tentu adalah another corny decision yang dengan brilian dicetuskan para bos PH dan petinggi stasiun TV dari seksi program drama. Dalam sebuah rapat, mereka memutuskan bahwa karena ada satu sinetron yang dipenuhi adegan mBatin-monolog sukses di prime time, maka resep jitu meraih rating tinggi adalah kedua jenis adegan itu tadi. Semua sinetron yang diproduksi pun harus penuh dengan orang bengong dan ngomong sendiri.
Padahal kalau mau mikir lebih dalem (yang harusnya bisa dengan mudah dilakukan, tak peduli syuting stripping atau nggak), penjelasan dengan kekuatan bahasa gambar bisa dengan mudah juga dikerjakan. Dalam film Brokeback Mountain, penjelasan tentang perasaan cinta mendalam satu tokoh cukup dijelaskan dengan sorot mata dan air mata yang tahu-tahu jatuh bergulir dengan indah, tak perlu dengan kalimat mBatin “Aku bener-bener sayang sama dia. Aku nggak mau kehilangan dia…” etc, etc.
Dan emangnya kita penonton ini benda mati sejenis asbak, tiang jemuran, atau penutup kloset, sehingga semua harus dipaparkan se-jlentreh mungkin dengan bahasa verbal seperti guru TK ngasih nasihat murid-muridnya!? Cukup dengan melihat jenis roman muka, senyuman, sorot mata, dan bahasa tubuh pun, informasi-informasi penting bisa diberikan.
Heran juga, sih. Dari waktu ke waktu, nggak pernah habis cerita-cerita oddly enough yang bisa digali dari dunia sinetron kita untuk dijadiin artikel di blog atau di koran. Kalau ada yang mau meriset dan ngumpulin, semua cerita aneh itu udah bisa dibukukan…

10 komentar:

  1. makannya heath ledger pas jadi joker, menang di golden globe kan?,..

    yg banyak bercerita pake ekspresi wajah tanpa mbatin-monolog ada di pemeran antagonis di film speed 1..

    mimik bingung, heran, mikir, dapet smua, dia bisa bercerita tanpa mbatin monolog,..

    BalasHapus
  2. Anonim12.55

    wah, udah lama ga nonton sinetron nih... jadi ingat masa2 di BA, di mana saluran TV yang ketangkep bisa diitung pake satu tangan, jadi kalau lagi pengen nonton TV, sinetron cerita ga mutupun dilalap aja deh...

    BalasHapus
  3. haha, post yg menggelitik..
    jd kepingin membacakannya bwt mamah
    kebetulan beliau ngikuti sinetron ini...
    bikin rebutan remote tv =P

    BalasHapus
  4. Ubah dikit sudut pandang pendulis, kirim, akan kumuat minggu depan. O ya, cari gambar pemain sinetron (cewek) yang mbatin poooolll...

    BalasHapus
  5. Anonim14.27

    lusy: heath ledger emang top!

    teresa: BA itu di mana?

    ti2sh: lha aku skrg juga "mengikuti" saban malem!

    bulan: ya, ngko takgawene. sing mbatin pol ya rachel amanda, sherin sungkar, karo celsi olivia. pilih ndi?

    BalasHapus
  6. Amanda kasian bgt, jane dia pantesnya maen di pilm2 yg dgn penghayatan akting tingkat tinggi. dia pinter, tapi malah jatuh di PHnya leo Sutanto, yg striping bgt, mpe dikit2 bikiin adegan tabrakan mobil mulu,...

    moga yg dialamai Amanda gak dialami Sela kelak klo dia jadi artis beneran....

    BalasHapus
  7. Anonim11.23

    lusy: amanda artis berbakat. aku terkesan pas nonton dia main di I Love You Om. sayang dia berada di tangan yg salah. harusnya dia bareng sela dibina PH milik maryono

    BalasHapus
  8. Anonim08.04

    iutu krn kemampuan akting mas yg jelas :P

    BalasHapus
  9. Anonim11.12

    didut: betul. sayang ndak semua org memilikinya

    BalasHapus
  10. Anonim07.23

    emang bener juga, hampir semua sinetron yang ngga jelas pasti ada adegan ngomong sendiri sama mbatinnya,kenapa para pemegang keputusan sinetron ngga pernah belajar bikin sinetron yang bagus dengan mencontoh film2 yang berkualitas,contoh film laskar pelangi,cut nyak dhien dll.

    BalasHapus