
Bintang: Johnny Depp, Kate Winslet, Julie Christie, Dustin Hoffman
Sutradara: Marc Forster
Genre: Drama
Durasi: 106 menit
Distributor: Miramax Films
My Grade: B+
“Unlock your imagination” adalah sepenggal kalimat yang sederhana tapi punya arti yang luar biasa dahsyat. Dalam Finding Neverland karya Marc Forster, itu adalah saat kita bisa membebaskan diri dari apapun yang kita alami dan membuatnya menjadi indah hanya dengan satu syarat yang juga sederhana: “Only when you believe…”
Finding Neverland berkisah tentang fragmen terpenting dalam kehidupan novelis dan penulis naskah drama kenamaan asal Skotlandia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Sir James Matthew Barrie. Penulis yang lebih dikenal dengan nama pena JM Barrie ini adalah pengarang kisah dongeng klasik Peter Pan.
Cerita dibuka di London tahun 1903 ketika drama terbaru Barrie (Johhny Depp) anjlok di mata para kritikus dan juga audiens. Celakanya, ia tengah mengalami writer’s block gara-gara kehidupan rumah tangganya dengan Mary Ansell (Radha Mitchell), isterinya, mengalami kebekuan gairah yang amat parah.
Untuk nyari ide, Barrie lantas jalan-jalan di Kensington Garden bareng anjingnya, Porthos. Di sana, secara kebetulan ia bertemu dengan seorang janda bernama Sylvia Llewelyn Davies (Kate Winslet) dan empat orang anaknya, Peter (Freddie Highmore), Jack (Joe Prospero), George (Nick Roud), dan Michael (Luke Spill).
Pertemuan itu mempertemukan masing-masing dari mereka dengan apa yang mereka cari selama ini. Barrie dengan imajinasi dan cinta sejati. Sylvia dengan sosok suami. Dan anak-anak itu dengan figur ayah yang hilang begitu cepat saat mereka masih sangat membutuhkannya. Suami Sylvia, Arthur, memang dikisahkan telah meninggal karena sakit.
Barrie pun kemudian mulai bersahabat erat dengan Keluarga Davies, terutama dengan anak-anak Sylvia. Mereka membuka kunci imajinasinya. Ia mengajak mereka bermain koboi-Indian dan bajak laut dengan setting mirip pentas sandiwara. Ia juga mendorong Peter untuk mulai berani menulis dan mencurahkan ide lewat tulisan.
Merekalah yang kemudian membuka batasan-batasan dalam diri Barrie untuk nggak hanya nampilin cerita-cerita yang formal dan “nyata”, namun juga yang sangat absurd dan fantastis. Charles Frohman (Dustin Hoffman), produser sandiwara Barrie pun hanya bisa mengurut dada dengan heran ketika Barrie nongol dengan naskah yang berisi peri, bocah yang bisa terbang, dan anjing yang bisa mengambil koran. Dia pikir, Barrie pastilah sudah sinting!
Namun naskah inilah yang kemudian sukses luar biasa. Peter Pan yang bertutur tentang seorang bocah yang bisa terbang yang menolak untuk tumbuh dewasa dan tinggal di sebuah tempat ajaib bernama Neverland dan ditemani sesosok peri mungil bernama Tinker Bell adalah mahakarya abadi JM Barrie. Ia sukses ketika masuk ke teritori cerita yang selama ini tak pernah ia sentuh, yaitu dongeng fantasi anak-anak.
Unlock his imagination. Itulah yang terjadi pada Barrie sesudah ia bertemu dengan anak-anak Davies, terutama Peter yang sangat asertif dan emosional saat berkata pada Barrie, “You are not my father!” ketika ia telanjur jatuh cinta pada Barrie tapi di sisi lain nggak mau sosok ayahnya tergeser oleh laki-laki lain.
Finding Neverland adalah sebuah tontonan halus yang mampu menggugah emosi terdalam kita dengan cara yang sangat halus pula. Kita nggak akan peduli pada apa yang akan terjadi pada Barrie, pada Mary, atau pada apakah pada akhirnya rumah tangga Barrie retak dan ia bisa bersatu dengan cinta sejatinya, Sylvia.
Kita nggak akan peduli pada semua remeh temeh itu, karena ini bukan sebuah kisah tentang kisah, melainkan kisah tentang karakter. Kita tersenyum melihat perubahan pada diri Barrie, simpati pada keuletan Sylvia membesarkan empat orang anak sendirian, sebal namun bisa memahami kesangaran Emma du Maurier (Julie Christie) dalam melindungi keluarganya, dan terharu menyaksikan tawa geli anak-anak panti asuhan saat menonton premiere Peter Pan di London.
Kelebihan lain ada pada dialog buatan sang penulis skenario, David Magee. Nggak satupun penggalan dialog “mengumumkan” pada kita perasaan semua tokoh dalam film ini. Jadi, apapun yang ingin kita tahu dari mereka hanya bisa kita gali dengan menyelami raut wajah, sorot mata, serta cara mereka tersenyum satu sama lain. Dan itu bisa terwujud berkat permainan akting Depp, Winslet, Christie, serta Highmore yang benar-benar brilian.
Bagi saya pribadi, Finding Neverland adalah sebuah sensasi tersendiri. Film ini udah memikat saya sejak dari judulnya yang luar biasa indah itu. Finding Neverland nggak hanya sebuah judul film, tapi juga anjuran bagi kita semua untuk bisa menemukan jendela imajinasi dan menggapai kembali kegembiraan masa kanak-kanak kita biar hidup nggak terlalu kering dan serius-serius amat.
Biar kita bisa berkata pada diri kita sendiri persis seperti apa yang dikatakan Barrie pada Peter di ending film: “She lives in every page of your imagination… Only when you believe…!”
Dan tahu bahwa sebenernya kita bisa pergi ke mana saja, jadi apa saja, dan menginginkan apa saja dalam kehidupan fana yang amat singkat ini…
0 komentar:
Posting Komentar