Negara kita dulu pernah dijajah Belanda. Versi resmi bilang lamanya 350 tahun. Tapi saya hanya mengakui kita dijajah selama 34 tahun, yaitu sejak Belanda menyatukan seluruh wilayah jajahan Hindia Belanda dengan penaklukan Aceh tahun 1908.Yang jelas, mereka datang ke sini untuk mencari rempah-rempah, yaitu lada, pala, cengkeh, merica, de-el-el. Tapi baik di pelajaran sekolah maupun di manapun juga nggak pernah dijelasin dengan cara bagaimana mereka akhirnya bisa sampai ke tempat ini, sebab cerita di balik itu ternyata sangat luar biasa seru dan bisa dijadiin film.
Tempo hari saya baca buku Catatan Masa Lalu Banten karya Halwany Michrob dan A Mudjahid Chudari. Dalam buku itu tersaji kisah kedatangan orang Belanda ke Nusantara Indonesia yang ternyata jauh lebih rumit dan menarik daripada “segerombolan orang angkara murka datang untuk memeras kekayaan negeri kita!”.
Dituturkan, hingga pertengahan abad ke-16, satu-satunya negara Eropa yang tahu jalan menuju tempat penghasil rempah-rempah di Asia hanyalah Portugis. Negara penghasil rempah itu adalah India. Dan Portugis mengetahui jalan itu berkat ekspedisi Vasco Da Gama yang dikenal sebagai manusia pertama yang menjelajahi samudera luas.
Asal tau aja, rute pelayaran Eropa-Asia waktu itu mirip bayangan kita tentang penjelajahan angkasa raya antargalaksi sekarang. Panjang, lama, dan berisiko tinggi. Bayangin, kapal-kapal layar tanpa mesin disel itu masuk pinggiran Atlantik, bergerak ke selatan menyusuri tepian barat Afrika, memutar lewat ujung Afrika di Tanjung Harapan, menyisir balik ke utara melewati tepian timur Afrika melewati Madagaskar, baru kemudian belok kanan ke timur melintasi Seychelles sebelum mencapai India.
Seperti dokumen top secret CIA, Portugis merahasiakan rute itu dari negara-negara lain sehingga mereka bisa memegang monopoli perdagangan rempah di Eropa. Maklum, waktu itu keberadaan India dan Timur Jauh sebagai tempat penghasil rempah emang masih kayak setengah dongeng.
Orang Eropa masih belum tahu persis tempat-tempat apa aja yang ada jauh terbentang di sebelah timur. Paling mereka cuman denger-denger dari cerita Marco Polo, itupun sebagian besar juga sudah dibumbui kisah fantastis macam-macam!
Setelah diangkut rame-rame dari India, para pedagang Portugis baru menggelar dagangan di Lisabon. Tentu dengan harga berkali-kali lipat dan nggak pake diskon lagi. Dari Lisabon, baru orang-orang Belanda kulakan dan jadi distributor untuk kawasan Eropa Tengah dan Timur. Meski harganya udah naik lagi, dagangan mereka tetap laku karena emang nggak ada distributor lainnya lagi.
Semua berubah ketika pada tahun 1568 Belanda berperang dengan Spanyol yang jauh lebih kuat. Tahun 1580, Spanyol berhasil menaklukkan Portugis yang merupakan sekutu utama Belanda. Lisabon diduduki dan tiba-tiba orang Belanda kehilangan mata pencaharian mereka karena kapal-kapal Belanda dilarang masuk Lisabon oleh tentara Spanyol.
Puyeng, orang-orang Belanda lantas pengin nyari jalan sendiri ke Asia dan nggak selamanya tergantung pada Portugis. Jelas bukan pekerjaan yang mudah, karena rute resminya emang cuman dikantongi para pelaut Portugis. Mereka cuman bisa menebak dan menerka-nerka. Dan pencarian mereka berkembang jadi obsesi lantaran mereka mendengar bahwa kabarnya, menurut gosip, di sebelah timur India masih ada satu tempat lagi yang jauh lebih berlimpah dengan rempah, yaitu Nusantara.
Maka berbagai ekspedisi maut pun dirancang. Dan biar nggak ketangkap patroli kapal perang Spanyol, mereka nyari jalan lewat utara, bukan arah selatan menuju Tanjung Harapan. Udah pasti nggak ketemu. Kapal-kapal Belanda terjebak lautan es di sekitar kawasan Kutub Utara dan hanya sebagian kecil yang bisa pulang dengan selamat ke Amsterdam.
Setelah tiga kali dicoba dan remuk terus, diputuskan bahwa nyari jalan ke Asia lewat utara itu adalah gagasan yang sangat blo’on. Akhirnya mereka nekat berlayar ke selatan dengan segala risikonya. Empat buah kapal disiapkan dengan dipimpin duet Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser. Dan pada tanggal 2 April 1595, kapal-kapal itu berangkat dari Pelabuhan Tessel di sebelah utara Belanda.
Seperti kita tahu, de Houtman akhirnya menjadi orang Belanda pertama yang berhasil mewujudkan mimpi besar itu. Ia menemukan rute sendiri menuju benua rempah dan menjumpai bahwa dongeng nina bobo tentang negeri luar biasa yang terletak di sebelah timur India itu emang bener-bener nyata. De Houtman berhasil menemukan Kingdom of Spices yang udah lama menjadi obsesi para pelaut Belanda lain!
Tepat pada tanggal 23 Juni 1596, armada kecil de Houtman merapat di Pelabuhan Banten, tepat 1 tahun, 2 bulan, dan 19 hari sejak mereka berangkat dari Tessel. Kedatangannya mengawali sebuah era panjang yang merubah jalan hidup dua negara sekaligus, yaitu negaranya sendiri dan negara kita…
ternyata rempah dan cengkeh di Indonesia ini berharga juga ya :)
BalasHapusSalam kenal, ...
mau belajar nulis nih..boleh? :)
memang itulah yg bikin org barat termehek2. salam kenal juga. belajar nulis? tentu boleh
BalasHapus