
Kira-kira sebulan yang lalu, salah seorang pakdeku di Magelang meninggal dunia. Sebagai ponakan yang baik, aku ikut lek-lekan pada malam sesudah pemakamannya. Dalam hujan deras yang mengguyur Magelang sehingga bikin cuaca luar biasa dingin pol, aku bareng para kerabat lain melewatkan malam sambil ngemil dan mengobrol sana-sini.
Yang lucu, semua orang seperti kompak untuk mengobrolkan acara Termehek-mehek di Trans TV. Agaknya semua punya ketertarikan yang sama terhadap acara itu. Dan lebih lucu lagi karena masing-masing seperti agak enggan mengakui diri mereka penonton rutin Termehek-mehek. Mungkin malu. Nonton kok reality show menye-menye. Memangnya abege? Masing-masing baru antusias setelah pada saling tahu semuanya juga nonton tiap Sabtu dan Minggu pukul 18.30.
Aku sendiri tahu acara itu dari Okta. Semula sih kuanggap angin lalu aja. Kupikir sami mawon dengan acara reality show percintaan lain, terutama di SCTV, kayak Playboy Kabel, H2C, Cinta Lokasi, CLBK, Backstreet, atau Mak Comblang. Tapi setelah menonton beberapa episode, aku jadi ketagihan dan selalu menyempatkan diri untuk nonton.
Kelebihan Termehek-mehek adalah, seperti genre-nya sebagai reality show, kisah-kisah yang tersaji adalah kisah nyata, bukan fiksi hasil rekaan (atau adaptasi) penulis skenario. Karena kisah nyata, maka ending-nya bisa apa saja. Nggak bisa diatur selalu happy end terus. Bisa aja malah bikin gondok dan ikut merasa simpati pada sang tokoh utama.
Kalau buatku, hal paling awal yang menarik adalah pelacakan Mandala dan Panda yang mirip pekerjaan private investigator alias detektif swasta itu. Mereka mengantar klien bertualang dari satu tempat ke tempat lain, menggali info demi info, hingga akhirnya sang klien bisa bertemu dengan orang yang dicarinya.
Satu kelebihan lagi, ceritanya nggak melulu soal cinta-cintaan pacar-memacar ala ABG. Ada juga anak yang nyari ortunya atau ortu yang nyari anaknya yang hilang diculik. Lalu akan ada tokoh-tokoh “antagonis” yang menolak bekerjasama dan melakukan tindak pengusiran sehingga membikin penonton gemas plus jengkel hingga ke ubun-ubun!
Sejak jadi penonton setia, aku mengamati bahwa cerita-cerita yang terjadi di Termehek-mehek luar biasa seru dan jauh lebih memukau daripada cerita sinetron—bahkan yang bikinan Amerika sekalipun. Selain itu cerita yang tersaji hampir tak pernah bermiripan, terutama di bagian konklusinya.
Premisnya sama, yaitu mencari orang hilang. Tapi ending-ending yang muncul amat bervariasi dan menarik. Ada yang si cewek malah diembat bokap sendiri, ada yang si cowok jebul homo, ada yang masuk RSJ, ada yang mengasingkan diri mondok ke pesantren, dan ada yang amat dramatis seperti episode hari Minggu 2 November kemaren.
Aku sendiri ketinggalan 15 menit pertama dan baru bisa ngikut di separuh akhir. Makanya aku nggak begitu mudeng asal muasalnya. Tapi di situ ada cewek yang mencari cowoknya yang lama ngilang cuman untuk ngasih tahu bahwa sekarang dia udah bisa melihat karena ada orang misterius baik hati yang ngasih donor kornea buatnya.
Ternyata, setelah diselikidi dengan saksama, ketahuan bahwa sang cowok ngilang karena menderita suatu penyakit yang amat parah. Dan sebelum meninggal, dia mendonorkan korneanya untuk gadis yang paling dia cintai, ya si cewek yang jadi klien Mandala dan Panda itu tadi!
Aku tercengang karena sepanjang sejarah nonton film-film melodrama, sepertinya belum pernah ada yang sedramatis itu. The Way We Were atau Love Story-nya Erich Segal pun masih kalah dramatis, apalagi kok cuman 40 Hari Bangkitnya Pocong atau Tali Pocong Perawan!
Menurutku, para penulis skenario film dan sinetron kita harus nonton Termehek-mehek biar bisa brainstorming ide. Banyak buanget ide cerita menarik tersaji dari petualangan Panda dan Mandala yang bisa dipakai untuk bahan cerita sinetron daripada seumur hidup terjebak di cewek-cewek menye-menye yang nelongsoooooo terus…!
Tapi sebagaimana hal lain yang bila terlalu perfect malah bikin curiga, Termehek-mehek pun demikian. Sesempurna itu, seteratur itu, sedramatis itu, seironis itu—mungkinkah yang tersaji betul-betul 100% unscripted events alias kejadian-kejadian asli yang muncul alami tanpa terskrip secara rapi sebelumnya?
Dan lagian, kita sedang berurusan dengan Trans TV. Ingat bahwa Trans TV punya Wishnutama, manusia paling jenius dalam bisnis pertelevisian komersial Indonesia saat ini! Bukan perkara yang terlalu rumit untuk mendesain para aktor dan aktris profesional (dan bukan lulusan modelling kayak Chelsea Olivia dkk!) untuk memainkan naskah dan disyut dengan gaya reality show. Termehek-mehek pun bisa jadi merupakan satu bentuk pseudo reality show alias reality show gadungan yang amat brilian!
Seandainya betul itu yang terjadi, acara ini memiliki deretan (atau barangkali malah hanya satu!?) penulis yang berotak dewa sehingga bisa melahirkan cerita-cerita semenarik itu. Siapa dia sebenarnya? Mungkinkah dia The One yang akan mengubah takdir perfilman Indonesia sebagaimana Neo yang sudah diramal akan menghentikan perang antara manusia melawan Mesin…?
Namun apapun kejadian yang sesungguhnya (barangkali aku hanya tergolong orang-orang yang mudah kena penyakit conspiracy theory!), sekali lagi terbukti Trans TV mampu melahirkan satu lagi barang baru yang menarik dan pasti akan segera ditiru TV-TV lainnya.
Picture courtesy of niterock.blogspot.com.
tak pikir ya dicreate mas
BalasHapusiya. bisa saja. soalnya, itu tadi, terlalu sempurna...
BalasHapusdi salah satu episodenya ada temennya temenku yang maen...
BalasHapuskatanya dia anak teater...
Diriku pernah nonton sekali.
BalasHapusmemang terlalu sempurna sampe rasanya kayak waktu diriku liat hidung-mbangir-menawan pol, jadi mikir, "mancungnya sempurna.. asli gak sih?"
Tama emang hwuebad.
Saingi wae, dhimas... bikin "termenye-menye", produk "mee too"-nya termehe2. :D
maksudku "me too".
BalasHapus*bonus komen*
Aku gak pernah nonton acara seperti ini. Gak kuat....
BalasHapusmizan: o ya? trus emang dia disuruh akting dan baca naskah?
BalasHapusdew: mau bikin metropop yg termenye2, hehe..
sbl: kalo termehek2 gak kuat, coba nonton Saw I sampai VI! (opo hubungane...?)
liat ni prensternya Sela,..
BalasHapushttp://profiles.friendster.com/68648901
ada termehek2 di paporit tipi sownya
klo g salah di FSna Eak jg ada
Termehek-mehek..
BalasHapusAku pernah nonton juga, MAs.
Pas episode nyari anak yang diculik.
Tapi aneh, udah jelas anaknya terbukti diumpetin di sebuah 'pondok anak2 jalanan yang dieksploitasi', kenapa ga lapor Pak Pulisi biar digrebek?
FeelingQ, acr it emg ad udang di balik batu..
Dramatik, tapi ga natural..
Itu menurutQ..
direkayasa atau tidak yang penting tontonanya seger...
BalasHapusaku paling seneng endingnya tuh...
tak bisa ditebak.
sby: kok tekan sela?
BalasHapusgbbs: iya ya? harusnya otomatis pasti harus lapor biar polisi yg mberesin
okas: suka ending-nya? kalo gitu nontone kayak aku wae, pas 10 menit terakhir. langsung tekan ending!
walah.... karena ku jarang banget nonton tipi. aku baru 2kali nonton acara itu. itupun cuman seumprit karena aku nontonnya telat.
BalasHapusapik ora apik, dramatis ora dramatis, aku tetep ora seneng nonton acara reality show-ne indonesia. at least untuk saat ini.hehehehe
GILA AJA PAS NONTON TERMEHEK-MEHEK.DULU CHY KU GA BGITU NGEH. TP,WKT EPISODE DENY YG PSIKO TU. KU TERSEPONA SAMA MANDALA. BENTAKANNYA BKIN TU ANAK SADAR.TYUZ PANDA YG SLALU BERANI. GW CUKA ACARA NI. GAK PERNAH KETINGGALAN TIAP EPISODENYA.TIAP JAM 6 CRE KN GW CUKA NGLAYAP. TP KALO SABTU MINGGU.PENTENGIN TUH TV.HOSTNYA KEREN N CERITANYA BKIN GW TERMEHEK MEHEK.SUKSES YA MANDALA N PANDA
BalasHapus