scribo ergo sum

Kamis, 27 November 2008

Penolakan Dini

11:12 Posted by wiwien wintarto 7 comments


Sekitar akhir Oktober lalu, aku mengirimkan naskah novel berjudul Grasshopper ke penerbit PT Bentang Pustaka, Yogyakarta. Kalau nggak salah, ini penerbit yang sukses berkat Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Aku memilih penerbit ini karena mereka sepertinya progresif dan berpikiran terbuka terhadap naskah-naskah jenis baru yang melenceng dari arus utama (mainstream) dan belum pernah ada sebelumnya.
Seperti penerbit lain, kayak GPU, kupikir periode standar seleksi awal naskah adalah 3 bulan. Jadi aku juga nggak berharap akan dikontak oleh editor sana seenggaknya hingga Februari tahun depan. Namun ternyata, Selasa 25 November kemarin, naskahnya dikembalikan yang berarti adalah telah sukses… ditolak!
Dalam surat pengantar bertanggal seminggu sebelumnya (18/11), sang editor yang bernama Imam Risdiyanto mengemukakan bahwa novelku belum sesuai dengan visi dan misi mereka. Ia juga menambahkan akan tetap menunggu naskah-naskahku lain yang unik, penuh ide segar, dan brilian. Dalam catatan di bagian bawah tertulis naskahku belum memiliki kelebihan dibanding naskah… (terus kalimatnya nggak berlanjut, entah lupa atau sengaja dipotong nanggung gitu biar kayak cliffhanger opera sabun!).
Jelas ini penolakan model cewek yang nggak mau menyakiti hati cowok penembak karena emang nggak mau (gara-gara wajah si cowok jelek!) dengan mengatakan “lebih baik kita berteman saja” daripada terang-terangan bilang “Nggak mau! Kowe elek ok…!”. Nggak ada penjelasan secara detail tentang apa sebenarnya visi-misi Bentang yang membuat naskahku jadi terlihat di luar pakem bagi mereka serta maksud dari ungkapan-ungkapan “unik”, “penuh ide segar”, dan “brilian” itu tadi.
Dan ternyata, hari ini (Kamis 27/11), temanku Dewi Uji juga mengalami penolakan yang sama. Bedanya, dia ngirim kumpulan cerpen, dan penolakannya dikirim via e-mail. Tapi ternyata, bunyi suratnya sama persis, termasuk soal visi misi dan unik-ide segar-brilian itu tadi. Berarti memang demikian itu template-nya penolakan dari Kota Gudeg!
Melihat dari begitu singkatnya proses berjalan (nggak sampai tiga minggu), aku ragu mereka udah baca keseluruhan naskahnya. Paling hanya menggunakan Teknik 6 Halaman yang udah lazim dipakai para editor penerbit atau baca skip-skip mirip kalau aku pas baca koran (sebelum njujug ke halaman sport!).
Masalahnya, sekali ini aku memang keluar dari safe zone-ku (komedi romantis, teenlit, metropop) dan mencoba sesuatu yang baru. Jadi terlepas dari penilaian bagus atau jelek baik secara subjektif maupun objektif, keraguan mereka amat bisa dipahami. Kalau yang sedang laris adalah bergedel, nggak mungkin tahu-tahu mereka menerima ide untuk jualan kapur barus aroma chamomile!
Grasshopper sendiri adalah cerita tentang dua cewek abege usia 15-an dalam meniti karier di dunia bulutangkis sejak level yunior hingga kelak bisa masuk timnas dan main di Uber Cup, jadi mirip-mirip kayak New Age-nya Andryan Suhardi terbitan GPU. Yang beda, jurus penulisannya pakai pakem cerita silat seperti Kho Ping Hoo, SH Mintardja, atau Arswendo Atmowiloto (di Senopati Pamungkas).
Ada sekuen tata gerak, jurus-jurus pembunuh terjitu (smash atau dropshot), “senjata pusaka” terdahsyat (raket!) yang diburu semua jagoan dunia, asal-usul misterius (“siapa yang mengajarimu cara dropshot sehebat itu!?”), dan tokoh-tokoh berkemampuan dewa yang balik lagi ke dunia persilatan, eh… perbadmintonan karena “dipanggil oleh takdir” gara-gara “kemunculan satu nama yang memang telah diramal sejak awal zaman” (kayak Neo di film Matrix gitu!).
Yang pertama sekali, amat jarang dunia olah raga yang udah bikin nama Indonesia dihargai layaknya Brasil di sepakbola, ditampilkan di novel (setahuku ya cuman baru New Age itu tok). Dan terlebih bila karya itu mampu menumbuhkan motivasi untuk terjun di dalamnya seperti yang sudah dilakukan Captain Tsubasa di Jepang, apalagi sektor putri di bulutangkis Indonesia sekarang lagi ngedrop nggak kayak zamannya Susi Susanti dulu.
Dan yang kedua, aku dengar kabarnya tahun 2009 mendatang Alenia (Ari Sihasale & Nia Zulkarnaen) akan bikin film yang bertema badminton. Kalau Bentang bisa nerbitin itu tahun depan, pasti momennya tepat—filmnya Alenia dan buku ini pas rilis barengan sehingga, selain bisa berdagang meraup rupiah, juga bisa memunculkan kemeriahan untuk membikin orang-orang kembali bersemangat terhadap olah raga badminton.
Tapi ternyata, rencana tinggal rencana. Bentang nggak mau jadi bagian rencana masa depanku. Terpaksa harus nyari penerbit lain. Toh kalau nggak ada yang bersedia nerbitin, pasti akhirnya akan ada juga yang mau dan bisa, yaitu Penerbit Gradasi, hahahihihehehe…!!
Dan khusus untuk yang satu ini, rentetan penolakan emang sejak awal sudah kuramal bakal terjadi. Temanya jauh dari mainstream, siapa yang berani? Sama juga kalau misal kamu ngasih naskah science fiction ke Punjabi dan ditolak dengan alasan “nggak sesuai dengan visi & misi Multivision” hanya karena belum pernah ada sinetron Indonesia yang bertema mirip Star Trek atau Babylon 5 (atau emang mereka nggak mampu membikinnya…!).

7 komentar:

  1. Tetep semangat & trus berkarya mas, bikin stock aja, kalo sudah ngetop tinggal keluarin stock lama.
    Aku mau kok jadi tester novel, ntar saya kasih komentar seadanya. :)

    BalasHapus
  2. arip: iya, ternyata aku belum ngetop...

    BalasHapus
  3. aplagi aku mas.
    aku juga sering banget mengalami penolakan.
    apa novel2ku tak kirim ke penerbit gradasi aja ya biar diterbitin disana. eman2 lho mas kalau novelku sampai enggak terbit karena novel2ku kan keren2. hhhehehehe

    BalasHapus
  4. keep fighting, bro...!
    tetep semangat yah!

    BalasHapus
  5. betty: emang aku mau mengedegkan kembali penerbit gradasi. lha ndi naskahe?

    doni: thanks bro! ini lagi nyari produser, eh.. penerbit lainnya. next target: gagasmedia!

    BalasHapus
  6. Anonim15.13

    Terbitin sendiri to Wien.

    BalasHapus
  7. dew: iya. pilihannya, ikut Gigih Pustaka, atau di Gradasi-ku yg skrg. liat aja ntar mana yg lebih menjanjiken. btw, buku lain yg di Gigih Pustaka Maryono, kabarnya, bentar lagi mau terbit

    BalasHapus