Saat bicara tentang acara-acara
berbagai stasiun televisi, kita selalu menyebut pula kata “rating”. Sinetron
atau acara kuis tertentu dikatakan memiliki rating tinggi, yang berarti sangat
populer karena disaksikan oleh banyak pemirsa. Programa dengan rating tinggi,
seperti serial Si Doel Anak
Sekolahan, Hidayah,
atau reality show AFI,
dengan sendirinya akan menarik begitu banyak pemasang iklan untuk antre mengisi
slot yang tersedia dengan harga mahal.
Meski diperbincangkan banyak
kalangan, mulai akademikus, wartawan, hingga masyarakat awam, namun rating
televisi masih merupakan sebuah misteri besar. Bagaimana angka rating tersebut
dihitung? Dan dengan cara survey yang seperti apa sehingga satu programa
dinyatakan memiliki rating tinggi sedang programa lain harus di-cancel karena
mempunyai rating rendah?
Sebagaimana elemen-elemen lain
dalam dunia layar gelas, pengukuran rating programa televisi berdasarkan jumlah
pemirsa juga dimulai dari negara Paman Sam, Amerika Serikat. Pengukuran ini
dikerjakan oleh sebuah perusahaan riset media yang bernama Nielsen Media
Research (NMR).
Perhitungan rating yang dilakukan
NMR di AS disebut dengan istilah Cume Rating atau Reach. Cume Rating mengukur
jumlah pemirsa tertentu secara khusus atau jumlah household (rumah tangga) yang
menyaksikan suatu acara TV dalam periode waktu tertentu dalam sepekan.
Cume sendiri dinyatakan dalam
persentase, yang didapat dengan membagi jumlah rumah tangga yang menonton acara
tersebut dengan estimasi jumlah rumah tangga secara keseluruhan di seantero AS.
Penghitungan ini dilakukan dengan perkiraan bahwa satu rumah tangga memiliki
satu pesawat TV.
Dengan perhitungan seperti itu,
NMR setiap pekan mengeluarkan daftar programa-programa terpopuler yang
ditayangkan jaringan-jaringan TV nasional di AS. Daftar ini memiliki kadar
keabsahan yang sama tinggi dengan daftar mingguan majalah Billboard (Top 40)
untuk dunia musik dan daftar Box Office yang dirilis Exhibitor Relations untuk
dunia film.
Lalu acara apa yang di Amerika kini
tengah tampil sebagai programa yang paling populer dan paling digemari? Kalau
Anda menyebut American Idol,
tebakan Anda tepat 100%. Acara reality show dengan format kontes bakat menyanyi
yang disadur dari programa asal Inggris, Pop
Idol, itu memang tengah mengalami masa keemasaannya justru bukan di negara
asalnya sendiri.
Tidak hanya sukses mengangkangi
tempat pertama, American Idol juga menduduki tempat kedua sekaligus.
Kok bisa? Tak lain karena jaringan TV Fox menayangkan programa ini dua kali
dalam sepekan, yaitu tiap Selasa pukul 20.00 waktu setempat dan tiap Rabu pukul
21.00.
American Idol Selasa menguasai peringkat
pertama dengan perolehan angka rating 19,2%. Ini berarti acara yang
mempopulerkan nama Kelly Clarkson, Ruben Studdard, dan Clay Aiken tersebut
disaksikan tak kurang dari 21,1 juta rumah tangga di seluruh AS saat
ditayangkan. American Idol Rabu menguntit di tempat kedua dengan
rating 15,9% (17,6 juta rumah tangga).
Popularitas luar biasa yang
diraih acara itu tak lepas dari keunikan dewan juri yang terdiri atas para
pribadi yang amat bertolak belakang. Banyak pengamat menilai, penunjukan Randy
Jackson, Paula Abdul, dan Simon Cowell sebagai anggota tetap dewan juri menjadi
kunci sukses kecemerlangan American
Idol.
Jackson yang kritis dan objektif,
Abdul yang lembut dan penuh empati, serta Cowell yang nyinyir dan bermulut
pedas adalah kombinasi yang sempurna untuk memberikan pemirsa tontonan ekstra
selain penampilan para kontestan sebagai suguhan utama. Ketiganya kadang bahkan
terlibat dalam perdebatan sengit menjurus emosional yang membuat acara tersebut
memanas dan kian menarik untuk terus diikuti sebagaimana serial opera sabun.
Jika pencapaian ini bisa
dipertahankan hingga akhir musim tayang 2005/06 ini, American Idol berarti akan mempertahankan prestasi
serupa yang diraih musim 2004/05 lalu. Saat itu, American Idol berhasil mencuat sebagai programa
terpopuler menggeser serial CSI:
Crime Scene Investigation milik
stasiun TV CBS yang keluar sebagai “juara” selama dua
musim berturut-turut.
Programa-programa populer lain
yang berhasil masuk daftar 10 besar rating NMR adalah serial Desperate Housewives (ABC) di peringkat ketiga dan CSI: Miami (CBS) di tempat keempat.
Siaran berita 60 Minutes yang tayang di CBS menduduki peringkat kelima dan menjadi
satu-satunya news program yang berhasil menembus dominasi acara-acara hiburan
dalam daftar Top Ten.
Serial populer keluaran ABC, Lost, yang tahun ini merebut
Golden Globe untuk kategori Serial Drama Terbaik, harus puas berada di tempat
kesepuluh dengan perolehan rating 9,7%. Di Indonesia pun, Lost tidak berhasil meraih rating setinggi
pendahulunya, Desperate
Housewives, yang sama-sama tayang di Indosiar.
NMR sendiri memperoleh angka
rating tersebut dengan dua metode. Pertama, mereka mengirimkan catatan aktivitas
menonton yang disebut diary kepada pemirsa-pemirsa yang dijadikan responden
survey. Dalam diary ini, pemirsa harus menuliskan acara-acara apa saja yang
mereka saksikan sepanjang pagi hingga tengah malam.
Sesudah selesai, NMR akan
mengumpulkan kembali diary-diary tersebut untuk dikalkulasi. Pengumpulan
dilakukan mulai dari Pantai Timur dan di-sweeping secara menyeluruh hingga ke
Pantai Barat. Itulah sebabnya metode survey dengan pengiriman dan pengumpulan
diary biasa disebut juga dengan istilah Sweep.
Sedang metode kedua adalah
menggunakan Set Meter, yaitu sebuah komputer mini yang dipasang di
pesawat-pesawat TV tertentu. Set Meter merekam aktivitas televisi termasuk
kanal-kanal dan acara-acara apa saja yang ditonton dalam sehari. Secara
otomatis, rekaman aktivitas tersebut ditransmisikan rutin tiap malam ke
database NMR yang berlokasi di Oldsmar, Florida.
NMR mulai melakukan penghitungan
rating sejak tahun 1950. Dalam musim pertamanya, 1950/51, programa yang
berhasil tampil sebagai tayangan terpopuler adalah Texaco Star Theater milik NBC. Sedangkan acara yang
paling lama meraih angka rating tertinggi adalah serial All in the Family (CBS), mulai musim 1971/72
hingga 1975/76 atau selama lima musim berturut-turut.
Meski menjadi standar patokan
utama para pemasang iklan, rating hitungan NMR dikritik karena terlalu
berkonsentrasi ke televisi rumah tangga. Pesawat TV di asrama mahasiswa,
terminal bus, stasiun KA, kafe, dan tempat-tempat umum lainnya tak masuk
hitungan, padahal di tempat-tempat itu pemirsa dalam jumlah besar bisa
dikumpulkan dalam “sekali gebrak”.
Salah satu contoh, kafe dan
resto-resto di sini ketika nanti Piala Dunia 2006 di Jerman mulai digulirkan…
(Dimuat bulan Maret
2006 di rubrik hiburan Suara Merdeka Edisi Minggu)

0 komentar:
Posting Komentar